Pantas Saja Jadi Buruan 20 Negara, Gurita Bisnis Raja Narkoba Asia Ini Ternyata Sangat Meresahkan, Negara Besar Ini Saja Kewalahan Menghadapinya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Tse Chi Lop raja narkoba dari Asia yang diburu FBI.
Tse Chi Lop raja narkoba dari Asia yang diburu FBI.

Intisari-online.com - Gembong narkoba kelas dunia, yang dijuluki El Chapo Asia ini baru-baru ini ditangkap.

Menurut Daily Mail, dia adalah Tse Chi Lop, raja obat bius China-Kanada (57), yang ditangkap di pesawat di Belanda setelah polisi Federal Australia mengeluarkan permintaan penangkapan.

Dia memiliki koneksi dengan Three King Association (China) dan Yakuza (Jepang).

Diketahui, Tse memiliki kebiasaan menghabiskan uang sebanyak 85 juta dollar AS (Rp1,1 triliun) dalam selamam di Kasino Macau.

Baca Juga: Gembong Narkoba Asia Tse Chi Lop yang Dapat Julukan 'El Chapo' Asia Akhirnya Tertangkap, Ini Kelihaiannya

Tse dituduh sebagai pengedar narkoba terbesar di dunia, dan memimpin geng The Company, atau dikenal sebagai Sam Gor.

Kelompok perdagangan narkoba miliknya bertanggung jawab atas 70% peredaran narkoba di Australia.

"El Chapo Asia" ini kemungkinan akan diekstradisii ke Australia, di mana raja narkoba itu akan muncul di pengadilan, atas tuduhan perdagangan narkoba.

Tse juga dituduh mengelola koalisi lima geng di bawah Three King Association, untuk mendistribusikan obat terlarang, seperti narkoba, ekstasi dan ketamin.

Baca Juga: Jadi Buronan Paling DIcari di Dunia, Gembong Narkoba Asia Sekelas El Chapo, Tse Chi Lop Akhirnya Ditangkap, Begini Riwayat Kejahatannya

Mereka membagikannya melalui fasilitas manufaktur rahasia milik kawasan segitiga emas di Asia.

Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) memperkirakan bahwa jaringan kejahatan Tse setiap tahun menghasilkan sekitar 10-23 miliar dollar (Rp140-324 T) dari kegiatan kriminal.

Lembaga penegak hukum dari lebih dari 20 negara, termasuk AS, Kanada, Myanmar, China , Thailand, dan Jepang, telah memburu raja narkoba Tse sejak 2019.

Namun, penelusuran petunjuk Tse ini rumit karena raja obat bius yang terkenal kejam ini sangat berhati-hati setiap kali keluar makan dan selalu dikawal oleh sekelompok petinju Thailand.

Tse dikenal karena pembelanjaannya yang boros dan suka berpesta.

Raja obat bius ini biasa menghabiskan 85 juta dollar AS (Rp1,1 T) semalam di kasino di Makau.

Tse sering bepergian dengan jet pribadi dan sering mengadakan pesta di hotel bintang 5 dan resor kelas atas.

Baca Juga: Hampir Semua Presiden Amerika Tak Mengampuni Dosanya, Penjahat Ini Malah Mendapat Ampunan Donald Trump, Langsung Menagis Mengetahuinya

Penangkapan Tse minggu ini terjadi ketika raja narkoba itu dideportasi ke Kanada oleh otoritas pulau Taiwan.Saat kembali ke Kanada ada jeda di Eropa, menurut The Sunday Mail.

Komite Intelijen Kriminal Australia pada tahun 2012 menggambarkan anggota geng The Company yang membangun hubungan dengan banyak pejabat pemerintah dan perusahaan.

Mereka membantu geng tersebut menyembunyikan dan mendukung aktivitas kriminal.

Perusahaan menyelundupkan narkoba dengan menyembunyikan barang terlarang dalam pengiriman teh, beras, dan barang konsumsi lainnya.

Polisi mengatakan organisasi kriminal ini beroperasi di banyak negara, mendistribusikan narkoba secara ilegal ke seluruh Asia, Australia, Selandia Baru, AS, Eropa dan beberapa wilayah lain di dunia.

Perusahaan itu juga terikat dengan organisasi kriminal seperti Yakuza di Jepang atau beberapa geng di Australia.

Tse "menarik perhatian" polisi federal Australia selama delapan tahun, setelah polisi menghancurkan perdagangan narkoba besar di Melbourne.

Baca Juga: Dari Larisnya 'Wisata Seks' hingga Maraknya Narkoba, Dubai Benar-benar Menjelma Jadi Las Vegas Usai Uni Emirat Arab Normalisasi Hubungan dengan Israel

Polisi menyita 2 kg heroin dan sabu, uang tunai 4 juta, barang berharga seharga 10.000 dollar AS (Rp1,4 M), 99 tas tangan dan dompet bermerek, supercar Lamborghini dan chip uang yang digunakan di kasino senilai 600.000 dollar AS (Rp8,4 M).

Sejak itu, Tse mendapat perhatian besar dari polisi.

Pada 2016, seorang warga Taiwan ditangkap di bandara Yangon, Myanmar karena membawa sabu dalam jumlah besar.

Orang ini menolak untuk mengaku kepada polisi sampai polisi Myanmar memeriksa telepon dan menemukan 2 video yang mencurigakan.

Video tersebut menunjukkan seorang pria disiksa dengan listrik. Ponsel ini juga memiliki foto Tse. Lalu informasi ini segera dikirimkan ke AFP.

Informasi di telepon juga menunjukkan bahwa 1,2 ton ekstasi juga akan dirilis di Geraldton, Australia Barat, pada 2017.

Artikel Terkait