Penulis
Intisari-online.com -Geng narkoba sampai saat ini masih ada di mana-mana.
Termasuk di Asia, yang merupakan sindikat narkoba terbesar ini.
Kali ini, sosok yang diduga raja narkoba Asia berhasil ditangkap di Amsterdam, Belanda.
Penangkapannya pada 22/1/2021 kemarin.
Melansir BBC, polisi Belanda telah menangkap kepala salah satu geng narkoba terbesar di dunia, Tse Chi Lop, berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan pemerintah Australia.
Tse Chi Lop adalah warga negara Kanada kelahiran China.
Dia dilaporkan sebagai kepala dari The Company yang mendominasi pasar obat-obatan terlarang di seluruh Asia.
Tse Chi Lop termasuk dalam daftar buronan paling dicari di dunia.
Dia ditangkap di bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda.
Kini, Australia sedang meminta ekstradisi Tse untuk diadili di Negeri Kincir Angin itu.
Tse yang berusia 56 tahun bahkan disejajarkan dengan Raja Narkoba Meksiko Joaquin " El Chapo" Guzman karena skala perusahaan yang dituduh dimilikinya.
The Company, perusahan yang dimiliki Tse Chi Lop diyakini oleh Polisi Federal Australia (AFP) sebagai sindikat Sam Gor yang bertanggung jawab sampai 70 persen narkoba yang memasuki negara itu.
Lebih dari 1 dekade polisi Australia telah melacak Tse sebelum akhirnya pria itu ditangkap ketika hendak naik pesawat ke Kanada.
Kantor berita Reuters pernah menerbitkan laporan penyelidikan kasus Tse pada 2019, menggambarkan sosok pria itu sebagai "orang paling dicari di Asia".
Tse ditangkap berdasarkan surat perintah penangkapan yang dirilis pada 2019.
Menurut surat itu, polisi di Belanda bisa bertindak berdasarkan pemberitahuan Interpol.
"Dia [Tse] sudah masuk dalam daftar paling dicari dan dia ditahan berdasarkan intelijen yang kami terima," ujar Juru bicara polisi Belanda pada penangkapan Jumat lalu.
Reuters mengutip perkiraan PBB yang mengatakan bahwa pendapatan sindikat dari penjualan metamfetamin saja bisa mencapai 17 miliar dollar AS (Rp239 Triliun) pada 2018.
Upaya untuk menangkap Tse sendiri, yang disebut Operasi Kungur, telah melibatkan sekitar 20 orang dari benua di seluruh dunia di bawah kepemimpinan AFP, lapor Reuters.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tse dikabarkan telah pindah antara Makau, Hong Kong dan Taiwan.
Dia sebelumnya telah dipenjara selama 9 tahun setelah ditangkap atas tuduhan perdagangan narkoba di Amerika Serikat era 1990-an.
Media Australia menggambarkan penangkapan Tse sebagai yang "paling penting" bagi polisi federal negara itu dalam dua dekade.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini