Advertorial
Intisari-online.com - Sejak penangkapan raja narkoba Meksiko, El Chapo, di Meksiko persaingan antar geng narkoba semakin panas.
Banyak hal mengerikan terjadi, hingga betrokan berdarah antar geng untuk berebut kekuasaan terjadi.
Hal ini membuat negara itu mengalami kekacauan, akibat perang antar geng narkoba.
Tak sedikit, rakyat Meksiko menjadi korban kebrutalan para kelompok geng, dan pembunuhan besar-besaran terjadi dalam satu tahun.
Namun, ternyata raja narkoba dan sekelompok bos-bos narkoba yang sudah ditangkap FBI ternyata tak tinggal diam.
Meski berada di balik jerusi besi, ternyata mereka masih melakukan beberapa rencana bahkan telah bekerja sama dengan FBI.
Wartawan investigasi Meksiko Anabel Hernandez, mengatakan kepala Kartel narkoba El Chapo dan bos narkoba yang ditangkap kini bekerja sama dengan FBI dan DEA.
Melansir Daily Star pada Senin (15/6/2020), Diketahui, gembong narkoba Joaquin "El Chapo" Guzman memiliki serangkaian senjata menakutkan, termasuk Kalashnikov, AK-47 berlapis emas.
Tetapi senjata paling menakutkan yang dimiliki olehnya adalah penegakan hukum Amerika.
Meskipun berada di dalam penjara El Chapo ternyata masih bisa melakukan sesuatu, untuk melawan saingannya, dengan bekerja sama melalui FBI dan DEA.
Menurut Anabel Hernandez, FBI, dan agen berdagangan anti-narkoba Amerika DEA, bertemu dengan El Chapo, dan bos kartel Sinaloa saat ini, Ismael "El Mayo" Zambada.
Dalam pertemuan itu, mereka memberikan informasi tentang geng saingan mereka.
Hernandez mengatakan, dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Luis Cantu untuk program TV La Octvia yang disiarkan oleh TV Meksiko, mengatakan.
Putra Zambada Vicente Zambada, Niebla, Alias El Vincentillo, memberinya informasi ini.
Zambada Niebla, saat ini menjalani hukuman penjara 15 tahun di Amerika Serikat, karena pedagangan narkoba setelah ditangkap di Meksiko tahun 2009.
Hernandez mengatakan, Ismael "El Mayo" Zambada bos kartel Sinaloa saat ini, san Vincente Zambada, adalah informan untuk DEA.
Dia menambahkan, "Mereka mengadakan pertemuan dengan DEA dan mereka memberi tahu mereka informasi tentang musuh-musuh mereka."
Semakin sedikit pesaing, mereka akan semakin besar.
Menurut Hernandez, FBI dan DEA melakukan pertemuan dengan anggota geng lain, termasuk Edgar Valdez Villareal seorang anggota kartel Beltran Leyva yang ditangkap di Meksiko.
Kartel Leyva Beltran adalah saingan kelompok Kartel Sinaloa yang dipimpin lima bersaudara, namun bangkrut setelah menjadi sangingan kartel Sinaloa.
Wartawan menambahkan, "DEA juga menerima informasi dari mereka yang merupakan kelompok kartel saingan dari Sinaloa."