Intisari-online.com -Normalisasi hubungan dengan Israel oleh Uni Emirat Arab membuat warga Israel bisa mengunjungi Uni Emirat Arab, dan sebaliknya.
Meski begitu, sepertinya keputusan memperbolehkan kunjungan turis Israel ke Uni Emirat Arab cukup mengundang banyak polemik.
Dikutip dari Middle East Monitor, pengunjung dari Israel telah bertingkah memalukan.
"Lebih dari 66 ribu turis Israel telah kunjungi Dubai Uni Emirat Arab dan dua wilayah lain sejak kesepakatan damai antara dua negara," ujar Amalia Lazarov, pemilik perusahaan travel Travelicious kepada agensi berita Israel.
Namun Lazarov mengatakan lagi, "aku sudah bekerja dengan Uni Emirat Arab dan negara Arab lain selama 12 tahun terakhir dan bahagia Israel akhirnya diterima setelah bertahun-tahun hanya memimpikan hal ini. Namun ini semua membuat kami terkejut karena perilaku tidak sopan mereka."
Sumber lokal mengatakan beberapa pengunjung Israel sampai memasak di dalam kamar.
Hal itu melanggar kesepakatan administrasi hotel.
Selanjutnya mereka juga mencuri handuk dan barang-barang dari kamar.
Tidak lupa, mereka menyelenggarakan pesta-pesta tidak sopan.
"Uni Emirat Arab mudah diakses oleh pengunjung Israel sekarang," ujar Lazarov.
Ia lalu mendesak warga Israel yang berbahasa Arab harus menghormati pekerja hotel.
Ia memperingatkan, "hal-hal bisa berakhir sangat buruk jika perilaku ini berlanjut."
Lebih dari 50 ribu warga Israel dilaporkan telah mengunjungi Uni Emirat Arab sejak normalisasi antara 2 negara ditandatangani pada 15 September lalu.
Sebagian turis Israel itu mengatakan Dubai seperti Las Vegas di Timur Tengah.
Hal ini terutama dalam hal penyebaran prostitusi dan perdagangan seks yang tidak serasi dengan negara Arab Muslim.
Laporan dari Israel menunjukkan lebih dari 8000 warga Israel pergi ke Dubai rayakan tahun baru lalu, membawa ganja kering dan mariyuana ke UEA.
Padahal aturan penggunaan narkoba di UEA sangat ketat, Anda bisa dihukum 20 tahun dan dihukum mati jika menyelundupkan narkoba.
Satu warga Israel yang mengaku menyelundupkan narkoba ke Dubai mengatakan kepada stasiun TV Israel Channel 12 jika ia tidak khawatir ditangkap.
"Kami hanya menyelundupkan beberapa ganja kering dan mariyuana untuk rayakan Malam Tahun Baru dan sedikit mabuk," ujarnya.
"Ini bukan kokain, hanya narkoba ringan, aku ragu kami akan mendapat masalah."
Menurut penduduk Dubai berkebangsaan Israel, jumlah turis Israel ke Dubai yang meningkat telah membuat mereka berpikir mereka berada di rumah dan bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.
"Banyak turis Israel tidak mengenakan masker, tidak menjaga protokol kesehatan dan menerima denda sangat tinggi.
Ada juga kelompok pria Israel membuka destinasi wisata prostitusi, dengan mengajak para turis Israel untuk bersenang-senang berganti-ganti wanita.
Sudah sangat jelas jika turis Israel siapapun di Dubai dapat masuk hotel untuk datangi pesta, membayar 1000 Dolar dan lompat ke kolam renang mewah.
Tidak bisa ditampik, Dubai telah menjadi tempat wisata seks terbesar di dunia dengan hotel pantainya yang besar dan mewah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini