Di Hari-hari Terakhir Kekuasaannya, Trump Masih Sempat Boikot Perusahaan Iran, China dan Uni Emirat Arab, Ini Sebabnya

Maymunah Nasution

Penulis

Iran Shipping Lines, salah satu perusahaan Iran yang diboikot AS

Intisari-online.com -Amerika Serikat telah sering laksanakan boikot perusahaan negara lain.

Hal ini makin sering dilakukan saat masa pemerintahan Donald Trump.

Seperti baru-baru ini AS jatuhkan lagi sanksi terhadap perusahaan China, Iran dan Uni Emirat Arab (UEA).

Mereka diboikot karena lakukan bisnis dengan Iran Shipping Lines serta tiga entitas Iran lain atas proliferasi senjata konvensional.

Baca Juga: Sama-sama Bermusuhan dengan China, India Malah Tolak Kerja Sama dengan Amerika dan Pilih Bersekutu dengan Negara Kuat Ini, Sistem Peluru Kendali Ini yang Jadi Alasan

Sanksi ini adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan AS yang bertujuan meningkatkan tekanan pada Iran di hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Donald Trump.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Washington telah memberikan sanksi kepada tujuh perusahaan, termasuk Jiangyin Mascot Special Steel Co dan Accenture Building Materials yang berbasis di China, dan dua orang untuk pengiriman baja ke atau dari Iran.

Dia mengatakan, Organisasi Industri Kelautan Iran, Organisasi Industri Dirgantara dan Organisasi Industri Penerbangan Iran juga telah masuk daftar hitam karena proliferasi senjata konvensional.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/1) yang dikutip Reuters, Pompeo mengatakan, AS juga meningkatkan cakupan sanksi terkait logam yang dikirimkan ke Iran.

Baca Juga: Xiaomi Dimasukkan AS ke Daftar Hitam Perusahaan China, Nyatanya China Sudah Menangkan Perang Dagang China-AS, Ini Buktinya

Mereka yang dengan sengaja mentransfer 15 bahan yang menurut Departemen Luar Negeri AS digunakan sehubungan dengan program rudal nuklir, militer atau balistik Iran, termasuk jenis aluminium dan baja tertentu, akan dikenakan sanksi.

Selama empat tahun menjabat, Trump telah mencoba memaksa Teheran kembali ke pembicaraan mengenai program rudal nuklir dan balistik serta aktivitasnya di Timur Tengah.

Trump pada 2018 keluar dari kesepakatan nuklir Iran.

Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden, yang akan menggantikan Trump pada Rabu pekan depan, mengatakan, dia akan kembali ke pakta nuklir 2015 jika Iran kembali mematuhi pakta nuklir tersebut.

Baca Juga: Pelantikannya Tinggal Menghitung Hari, Joe Biden Langsung Mulai Pembicaraan dengan Iran, Niat Hindari Perang Nuklir dan Lakukan Hal Ini

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait