Intisari-Online.com - Pada tahun 2020, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko mengumumkan perjanjian normalisasi yang kontroversial dengan Israel.
Itu mengikuti langkah-langkah beberapa dekade lalu oleh Mesir dan Yordania, yang masing-masing menandatangani kesepakatan dengan Israel pada tahun 1979 dan 1994.
Selama upacara Gedung Putih pada 15 September, UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan yang disponsori AS, yang secara resmi dikenal sebagai Abraham Accords, untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
"Harus diakui bahwa UEA dan Bahrain menormalisasi hubungan dengan Israel di tingkat resmi."
"Tapi normalisasi di tingkat rahasia sudah ada sejak lama," kata Ateq Jarallah, seorang peneliti Yaman, kepada Anadolu Agency.
Dia mengutip tekanan AS dan kelemahan negara-negara Arab dan lembaga-lembaga Islam untuk kedua negara Teluk yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
"Orang-orang Arab tidak berada pada level yang sama dalam oposisi dan penolakan terhadap normalisasi."
"Jadi UEA menemukan kesempatan ini untuk secara resmi mengumumkan normalisasi dengan Israel," katanya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR