Penulis
Intisari-Online.com - Perbandingan kekuatan militer Israel dan Iran, menempatkan Israel di bawah iran meski selisihnya tidak jauh.
Kekuatan militer Israel berada di peringkat peringkat ke-18 dari 138 negara, sedangkan Iran di peringkat 14.
Masing-masing dengan indeks power 0,2191 dan 0,3111, yang mana skor 0,0000 merupakan angka yang menunjukkan sempurna.
Iran telah menunjukkan keunggulannya dalam hal jumlah personel.
Militer negara itu diperkuat 523.000 personel aktif, sedangkan personelmiliter aktif Israel hanya sebanyak 170.000 saja.
Meski begitu, jumlah tentara cadangan Iran sedikit di bawah Israel, yaitu350.000 personel dibanding 445.000.
Di sektor laut, armada militer Iran unggul dengan total aset 398, di antaranya 34 kapal selam, 7 fregat, 3 korvet, 342 patroli, 8 mine warfare,namun tidak memiliki kapal induk dan kapal perusak.
Iran menduduki peringkat ke-6 untuk armada lautnya itu, sementara armada laut Israel menduduki peringkat ke-35.
Kekuatan laut Israel sendiri didukung 5 kapal selam, 4 korvet, dan 45 patroli. Seperti Iran, Israel juga tidak memiliki kapal induk dan kapal perusak. Bahkan, juga tidak memiliki kapal fregat dan mine warfare.
Namun, di sektor udara giliran Israel yang lebih unggul dengan total pesawat sebanyak 589, sedangkan total pesawat Iran sebanyak 509.
Di darat, Israel memimpin untuk 2.760 tank tempur, 10.275 kendaraan lapis baja, dan 650 artileri self- propelled.
Sementara itu, meski jumlah tank tempur, kendaraan lapis baja, dan artileriself-propelled milik Iran di bawah Israel, namun militer Teheran unggul untuk 2.088 artileri lapangan,dan 1.935 proyektor roketnya.
Baca Juga: Unik, 3 Gambar Peta Dunia Zaman Dulu Ini Pernah Mengubah Dunia
Dalam hal anggaran belanja pertahanan hanya selisih tipis, yaitu Israel $ 20 miliar, sedangkan Iran $ 19,6 miliar.
Dengan anggaran pertahanan yang lebih unggul dari Iran, Israel seolah menunjukkan ambisinya untuk meningkatkan kualitas peralatan tempurnya.
Ia menganggarkan lebih banyak uang untuk militernya yang lebih kecil dibanding Iran.
Selain itu, nyali Israel juga tak menciut menghadapi Iran meski kekuatan militernya dianggap dibawah musuhnya. Bahkan, di awal tahun ini saja Israel telah menunjukkan agresivitasnya.
Melansir timesofisrael.com (13/1/2021), Serangan udara besar-besaran Israel setelah tengah malam Selasa menargetkan sejumlah situs di Suriah dekat perbatasan Irak, daerah dengan kehadiran militer utama Iran yang diyakini digunakan oleh Teheran untuk memindahkan senjata ke seluruh wilayah, media Suriah melaporkan.
Serangan, yang dilaporkan menargetkan lebih dari 15 fasilitas terkait Iran, adalah serangan keempat yang dilaporkan oleh Israel terhadap target Iran di Suriah dalam dua minggu terakhir, peningkatan yang signifikan dari tingkat normal serangan semacam itu.
Laporan yang belum diverifikasi mengatakan 57 pejuang tewas.
Menurut kantor berita resmi Suriah SANA, serangan itu menargetkan situs-situs di daerah Boukamal dan Deir Ezzor di Suriah timur, di mana terdapat banyak milisi yang didukung Iran.
SANA mengatakan para pejabat sedang menilai apakah ada kerusakan atau korban yang disebabkan.
Seorang pejabat senior intelijen AS yang mengetahui serangan itu mengatakan kepada Associated Press bahwa serangan udara itu dilakukan dengan intelijen yang disediakan oleh Amerika Serikat dan menargetkan serangkaian gudang di Suriah yang digunakan sebagai bagian dari pipa untuk menyimpan dan menggelar Iran. senjata.
Pejabat itu mengatakan gudang itu juga berfungsi sebagai saluran pipa untuk komponen yang mendukung program nuklir Iran.
Tidak jelas apakah ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa komponen nuklir tersebut menjadi sasaran serangan hari Rabu atau apakah ini merujuk pada penggunaan fasilitas yang sama di masa lalu.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, sebuah organisasi oposisi pro-Suriah, mengatakan bahwa serangan itu menghantam 18 fasilitas dan 57 pejuang tewas, setidaknya sembilan dari mereka tentara Suriah dan sisanya "pejuang milisi yang bersekutu dengan Iran" dari sebagai kebangsaan yang belum diketahui.
Meskipun outlet berita lain di Suriah melaporkan bahwa ada korban dalam serangan itu, angka-angka itu tidak dapat diverifikasi dan tidak dilaporkan oleh sumber resmi di Suriah.
Observatorium sendiri secara teratur dituduh oleh analis perang Suriah telah membengkaknya jumlah korban, serta menciptakannya secara grosir.
Organisasi tersebut mengatakan ini adalah serangan udara paling mematikan oleh Israel sejak Juni 2019, ketika militer Israel diduga melakukan serangan di daerah yang sama.
Daerah yang menjadi target sendiri dilaporkan telah berulang kali diserang oleh Israel dalam beberapa tahun terakhir.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari