Intisari-Online.com - Grup lawak Bagito memiliki pengalaman paling berkesan karena berkesempatan tampil dua kali di hadapan Presiden Republik Indonesia.
Miing, Didin, dan Unang pernah tampil di depan Presiden RI ke-2 Soeharto dan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Miing atau Dedi Gumelar menceritakan kisah Bagito bisa tampil di depan Soeharto pada 1995, dikutip dari kanal YouTube Denny Cagur, Sabtu (21/11/2020) lalu.
Melansir dari Kompas.com, pada suatu malam, tepatnya pukul 20.00 WIB, Miing mendapat telepon langsung dari istri Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soerjadi Soedirdja.
Baca Juga: Konfrontasinya Pernah Gegerkan Dunia, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Indonesia dan Malaysia
Miing diminta menghadap ke rumah dinas Soerjadi Soedirdja di Senopati, Jakarta Selatan.
"Begitu sampai, Pak Soerjadi sudah nungguin."
"Udah disiapin buku segini, buku PKK. 'Miing, kamu baca buku ini, kamu diminta manggung oleh Bu Tien tanggal 22 Desember memperingati Hari Ibu di Balai Sidang'," kata Miing mengingat kejadian saat itu.
Bu Tien rupanya mengagumi komedi Bagito yang saat itu ditayangkan di RCTI.
"Itu Bu Tien ngomongnya gitu, 'aku mau nonton itu dong hiburannya pelawak yang tiga orang di RCTI itu, aku suka'," kenang Miing.
Awalnya, kehadiran Bagito sempat dilarang oleh Setneg karena dikhawatirkan mengkritik pemerintahan Soeharto.
Namun berkat Bu Tien, Bagito pun tetap manggung di Balai Sidang.
"Siapa yang berani ngelawan Bu Tien hari itu?" kata politikus Partai Amanat Nasional tersebut.
Akhirnya, untuk pertama kalinya trio Bagito tampil di hadapan Soeharto beserta Kabinet Pembangunan.
Momen tersebut tak akan pernah dilupakan oleh Miing, Didin, dan Unang.
Dikenal kerap mengkritik pemerintah dalam bahan materinya, Miing, Didin, dan Unang harus memutar otak saat tampil di depan Pak Harto saat itu.
Meski awalnya sempat merasa stres, Miing dkk berhasil mengocok perut penonton dan membuat Pak Harto tertawa.
"Kami keluar baru kerasa lapar, dari pagi enggak mau makan apa-apa, no sarapan gitu guys."
"Cuma air putih doang, itu pun enggak ngatur minum."
"Gue sangat stres, stresnya tinggi," kata Miing.
Selesai acara tersebut, para personel Bagito bahkan berjanji untuk tidak lagi mengambil tawaran melawak di depan presiden.
Saking girangnya mendapat pengalaman berkesan itu, saat keluar meninggalkan Balai Sidang, Bagito sampai melupakan honor bayaran penampilan mereka.
"Di Balai Sidang saking girangnya kami lupa ambil honor," ucap Miing.
Seorang ajudan akhirnya berlari mengejar Bagito yang sudah berkumpul di mobilnya sambil membawa satu bungkusan besar berisi uang.
Soeharto sendiri adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921.
Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
(*)