Sementara itu Otoritas Palestina bergegas untuk mendapatkan vaksin, dan secara optimis bisa dapat dalam 2 minggu ke depan.
Namun, direktur jenderal kementerian kesehatan Palestina, Ali Abed Rabbo memperkirakan vaksin pertama mungkin akan tiba pada Februari.
Pengadaan itu akan tiba melalui kemitraan yang dipimpin WHO bernama Covax, yang ditujukan membantu negara miskin, dan sudah berjanji memvaksinasi 20% warga Palestina.
Sayangnya, vaksin yang digunakan untuk Covax belum mendapat persetujuan "kegunaan darurat" oleh WHO, sebuah kondisi awal agar distribusi bisa dilakukan.
Gerald Rockenshaub, kepala kantor WHO Yerusalem mengatakan kemungkinan bisa awal pertengahan 2021 sebelum vaksin lewat skema Covax tersedia didistribusikan di teritori Palestina.
Sementara sisa dosisnya diharapkan datang melalui perjanjian dengan perusahaan farmasi, yang sampai sekarang juga belum terjalin.
Otoritas Palestina juga tidak meminta bantuan dari Israel, karena hubungan kedua belah pihak memburuk tahun lalu setelah presiden Palestina memotong hubungan keamanan untuk beberapa bulan.
Namun Rabbo mengatakan sesi dengan Israel telah dilaksanakan, "sampai saat ini, tidak ada perjanjian, dan kami tidak mengatakan ada sesuatu yang praktis dalam masalah ini," ujarnya.
Source | : | guardian.com |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR