Intisari-Online.com - Berbagai pemicu membuat hubungan dua negara ini kian memanas seperti apa perbandingan kekuatan militer China dan AS?
Seolah pemicu ketegangan China dan AS tak pernah habis, hubungan keduanya kian memanas belakangan ini.
Beberapa masalah terkait konflik China dan AS seperti tuduhan AS terhadap China yang menyebutnya tidak transparan dalam penanganan Covid-19, kebuntuan di Laut China Selatan, bentrok Taiwan, perang dagang, masalah Hong Kong, hingga Nuklir Korea Utara.
Sementara itu, kini China tengah dibuat geram dengan tuduhan AS yang mengatakan mendapatkan informasi bahwa China menawarkan uang kepada aktor non-negara di Afghanistan untuk menyerang tentara Amerika.
Melansir voanews.com (31/12/2020), Laporan media menyebutkan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menerima informasi intelijen yang belum dikonfirmasi yang mengindikasikan bahwa China menawarkan uang kepada aktor non-negara di Afghanistan untuk menyerang tentara Amerika.
Seorang pejabat senior administrasi Trump pada Kamis mengkonfirmasi kepada VOA rincian "intelijen yang tidak diklasifikasikan" yang diterbitkan oleh situs berita Axios sehari sebelumnya. Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim.
"Intelijen tersebut dimasukkan dalam briefing presiden pada 17 Desember, dan Trump secara lisan diberitahu tentang masalah tersebut oleh penasihat keamanan nasional Robert O'Brien," menurut Axios .
Menanggapi kabar tersebut, China melalui juru bicara Kementerian Luar Negerinya, mengatakan tuduhan tersebut sebagai "mencemari citra China" dan merusak hubungan antara kedua negara.
"Ini hanyalah berita palsu yang bertujuan untuk mencemarkan nama baik China," kata Wang Wenbin pada hari Kamis saat menanggapi tuduhan AS dalam konferensi pers reguler.
"Kami tidak pernah memulai perang dengan orang lain, belum lagi membayar aktor non-negara untuk menyerang negara lain," tegas Wang.
Juru bicara China tersebut menegaskan bahwa negaranya tidak terlibat dalam konflik internal di Afghanistan dan menegaskan kembali dukungan Beijing untuk proses perdamaian dan rekonsiliasi yang diprakarsai AS, yang berupaya mengakhiri dua dekade perang di negara Asia Selatan itu.
"Komunitas internasional memiliki kesimpulan yang adil tentang siapa yang meregangkan otot, mengobarkan perang proksi dan menimbulkan masalah yang mengganggu perdamaian dan stabilitas regional,” kata Wang, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Tidak jelas apakah yang disebut aktor non-negara yang diduga ditawarkan oleh China adalah bagian dari Taliban yang melancarkan pemberontakan mematikan terhadap pemerintah Afghanistan yang didukung AS.
Sementara itu, tidak segera diketahui apakah Presiden terpilih Joe Biden juga telah diberi pengarahan mengenai temuan tentang dugaan plot China.
"Tim kami akan berusaha untuk belajar sebanyak yang kami bisa tentang tuduhan ini dari pemerintahan yang keluar, dan ini adalah ilustrasi lain mengapa kami membutuhkan kerja sama penuh, termasuk dari Departemen Pertahanan," kata seorang pejabat transisi Biden yang tidak disebutkan namanya kepada CNN.
Ada saja yang membuat ketegangan China dan AS kian bertambah di tengah kekhawatiran internasional tentang pertempuran keduanya, seperti apa perbandingan kekuatan militer China dan AS?
Saat ini, AS menempati peringkat pertama kekuatan militer dunia, menurutGlobal Firepower 2020.
Sementara militer China ada di peringkat ke-3 paling kuat di dunia.
Untuk personel militer, China unggul dengan tentara aktif sebanyak 2.183.000, sedangkan AS dengan personel militer aktif 1.400.000.
Meski untuk tentara cadangan, AS lebih banyak dengan 860.000 personel, sedangkan tentara cadangan China sejumlah 510.000.
Di sektor darat, dua negara yang tengah berkonflik sengit ini berbagi keunggulan.
Amerika Serikat memimpin untuk kepemilikan tank dan kendaraan lapis bajanya.
Tanknya berjumlah 6.289 unit, sedangkan kendaraan lapis baja 39.253.
Sementara senjata lainnya China lebih unggul, dengan 3.800 artileri self-propelled, 3.600 artileri lapangan, dan 2.650 proyektor roket.
Beralih ke sektor udara, AS jauh meninggalkan China dengan total persenjataan sebanyak 13.264 unit, di mana yang paling banyak adalah helikopter berjumlah 5.768.
China hanya memiliki 3.210 total persenjataan udara, dengan helikopter sebanyak 911 unit.
Lainnya, AS memiliki 2.085 pesawat tempur, 715 pesawat serangan khusus, 945 angkutan, 742 misil khusus, 967 pesawat serang helos, dan 2.643 pelatih.
Sedangkan China memiliki 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 224 angkutan, 111 misil khusus, 281 pesawat serang helos, dan 314 pelatih.
Di sektor laut, China kembali unggul dibanding AS, dengan total aset 777.
Bahkan, China menempati peringkat ke-2 untuk kekuatan lautnya, justru hanya kalah dari Korea Utara.
AS di peringkat ke-4, di bawah Korea Utara, Rusia, dan China.
Di laut, China memiliki 2 kapal induk, 74 kapal selam, 36 kapal perusak, 52 fregat, 50 korvet, 220 patroli, 29 mine warfare.
Sementara AS memiliki 20 kapal induk, 66 kapal selam, 91 kapal perusak, 0 fregat, 19 korvet, 13 patroli, 11 mine warfare.
Soal anggaran pertahanan, militer AS juga merupakan yang terkaya dengan anggaran sebesar $ 750 miliar.
China tepat berada di bawah peringkat AS dengan anggaran sebesar $ 237 miliar.
Untuk diketahui, selain personel militer, anggaran, dan persenjataan, peringkat kekuatan militer menurut Global Firepower juga mempertimbangkan logistik, sumber daya, hingga kondisi geografi negara-negara dalam peringkat tersebut.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari