Baca Juga: Amerika Serikat Makin Waspada! Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS
Pejabat senior Jepang menyebut dana tersebut sebagai "anggaran simpati" yang diberikan sebagai tanggapan atas permintaan pemerintah AS untuk lebih banyak dana.
AS tidak menyukai istilah tersebut, dan meskipun masih digunakan oleh beberapa orang hingga hari ini, secara resmi dikenal sebagai dukungan negara tuan rumah.
Sebelum tahun 1987, dukungan negara tuan rumah pada dasarnya diberikan secara ad hoc.
Namun pada tahun 1987, secara resmi disepakati untuk membentuk dukungan melalui serangkaian perjanjian ukuran khusus (SMA). Ini menjadi preseden jangka panjang yang ditetapkan untuk jenis biaya yang akan dilakukan Jepang dan memperluas dukungan Jepang.
Perjanjian saat ini dan sebelumnya, yang berlaku dari tahun fiskal 2011 hingga tahun fiskal 2015, adalah untuk periode lima tahun. Mereka membuat daftar kategori pengeluaran yang akan ditanggung oleh pemerintah Jepang, termasuk perluasan di berbagai bidang seperti biaya tenaga kerja dan kesejahteraan bagi orang Jepang yang dipekerjakan oleh angkatan bersenjata AS.
Perjanjian fiskal 2016-2020 saat ini meminta Jepang untuk membayar gaji per jam dan harian, serta berbagai jenis tunjangan kepada karyawan Jepang tergantung pada jenis pekerjaan mereka.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Jepang membayar 100% gaji pekerja Jepang di pangkalan AS, dengan batas atas sekitar 23.178 karyawan yang akan dicakup. Selain itu, sekitar 61% dari biaya utilitas tahunan dan sekitar 75% dari biaya relokasi pelatihan ditanggung oleh Jepang.
Itulah bagaimana Jepang yang dianggap militer paling kuat di dunia, selama ini telah menghabiskan banyak uang untuk membiayai pasukan AS di negaranya.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR