Intisari-online.com -Korea Utara tidak malu dalam urusan hiperbola, seperti mengatakan pemimpinnya pemimpin "agung", rudal balistiknya "besar" dan pegunungannya merupakan pegunungan tinggi serta memiliki kemampuan luar biasa untuk mengenali dan menanggapi peristiwa penting.
Contohnya adalah memberitakan "Cahaya terang terlihat di puncak Jong Il selama setengah jam […] ketika negara dikejutkan oleh berita kematian pemimpin" yang terbit pada tahun 2011 dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) milik negara.
Pernyataan berlebihan itu juga mendukung laporan terbaru mengenai Gunung Kumgang, destinasi turis Korea Utara.
Gunung Kumgang dulunya pernah menjadi simbol perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Namun, gunung indah itu kabarnya akan menjelma jadi resor yang dapat "membuat iri seluruh dunia".
Dalam kunjungan terbaru ke area itu, Perdana Menteri Kim Tok-Hun "memanggil semua untuk bergerak maju dengan proyek perkembangan mengubah Gunung Kumgang menjadi resor modern dan turisme internasional inklusif.
"Hal itu bisa dilaksanakan dengan mempertahankan prinsip kenyamanan dan keindahan arsitektural dalam konstruksi, sehingga orang-orang bisa menikmati keindahan alami," lapor Rodong Sinmum, koran resmi untuk Komite Pusat Partai Buruh Korea, 20 Desember kemarin.
Menyebut resor Korea Utara yang lain, yang sebagian besar dibangun oleh perusahaan Korea Selatan Hyundai Asan, Kim "menekankan perlunya membangun area turis dengan cara kita yang sesuai dengan karakter nasional dan modern."
Tahun lalu, pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un menggambarkan fasilitas itu sebagai "campur aduk tanpa karakter nasional" dan menggambarkannya sebagai "tenda barak di wilayah terkena bencana" sebelum memerintahak mereka dihancurkan.
Hanya 50 km dari zona demiliterisasi yang membagi semenanjung Korea menjadi dua, Kumgang mulai menerima turis dari Korea Selatan sejak 1998.
10 tahun kemudian, lebih dari sejuta warga Korea Selatan mulai masuki resor itu, yang dioperasikan oleh Hyundai Asan tapi pekerjanya para warga Korea Utara.
Walaupun begitu, tahun 2008, penembakan fatal kepada turis yang melenceng dari jalur yang ditentukan memimpin sanksi turisme yang melibatkan pengunjung dari Korea Selatan.
Sebelum pandemi Covid-19, Kumgang menerima sebagian besar turis China.
Konstruksi terencana dan seperti apa yang ditulis Rodong Sinmum "hotel kelas dunia, lapangan golf, tempat ski, dan lain sebagainya," resor itu sepertinya menempatkan ambisi internasional, tidak hanya "membuat iri dunia" tapi juga menarik turis dari seluruh dunia.
Namun, kenyataan lain dilaporkan dari kantor berita Associated Press, yang laporkan "transportasi buruk Korea Utara membuat sulit membawa sejumlah besar turis ke sana".
Dalam unggahan di platorm internet terbuka Medium, ahli biologi dan konservasi John MacKinnon yang mengunjungi Gunung Kumgang "untuk membantu DPRK mendapat status Warisan Dunia" pada Oktober 2019 lalu, menulis mengenai perjalanan daratnya yang "panjang dan penuh batu selama 5 jam" pada jalan "yang belum diperbaiki puluhan tahun" dari Pyonyang untuk menuju wilayah tersebut.
Lebih jauh lagi, ada yang yakin diskusi pengembangan Kumgang bukan mencari potensi turisme tapi untuk pamer. "Perintah Kim Jong-Un untuk menghancurkan fasilitas Korea Selatan di Gunung Kimgang bisa juga diartikan taktik untuk terapkan tekanan maksimum agar Korea Selatan perbolehkan turisme ke Gunung Kumgang," lapor media di Seoul Daily NK tahun lalu.
Sementara AP menuliskan "banyak ahli meragukan apakah itu bisa berkembang dan berubah menjadi tempat situs turisme besar tanpa kerja sama dari Korea Selatan."
Dalam ketiadaan dukungan dari Korea Utara, perkembangan kembali tampanya berjalan lancar di Kumgang.
Juni lalu, sumber lokal mengatakan kepada Daily NK jika kerja sudah dimulai berupa membangun hotel dan fasilitas budaya, hiburan dan olahraga.
Baca Juga: Korea Utara Bakal Jadi Masalah Besar, Amerika Terpaksa Pepet China untuk Menakhlukannya, Tapi...
"Ada slogan dipasang di seluruh tempat mempromosikan ide jika Gunung Kumgang perlu menjadi pegunungan terkenal kelas dunia seperti Samjiyon yang telah berisi bangunan kelas dunia," ujar sumber itu.
Samjiyon sendiri adalah proyek kepentingan pribadi Kim Jong-Un, sebuah utopia sosialis yang berada di dekat Gunung Paektu, tempat yang dikabarkan menjadi tempat kelahiran Kim Il-Sung.
Meskipun tergolong terhambat dan dilaporkan Samjiyon dibangun dengan buruh anak kecil, media pemerintah menyebutnya "epitom peradaban modern."
Sehingga saat perubahan Gunung Kumgang nanti rampung, tentunya itu menjadi "resor budaya yang diirikan dunia" bahkan meskipun kenyatannya tidak.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini