Kerja dari Jerman, Terkuak Sudah Cara Raja Thailand Urus Negara Sambil Mencari 'Kesenangan' dengan Selir-selirnya, Sanggup Bangun Armada Elite Pribadi dengan Biaya Rp901 Miliar

Mentari DP

Penulis

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Intisari-Online.com - Negara Thailand sedang menjadi permbicaraan hangat di dunia.

Ini karena dilaporkan ribuan warganya turun ke jalanan untuk berdemo.

Mereka menuntut keluarga kerajaan, terutama SangRaja Thailand Maha Vajiralongkorn.

Apa yang sebenarnya yang terjadi di Thailand?

Baca Juga: Sudah Habis Kesabaran Lihat Kapal China Ngeyel danKeruk Kekayaandi Laut China Selatan, Amerika Beri PeringatanPakai Cara Kasar Ini, 'Konflik Mungkin Terjadi, Waspada!'

DilaporkanRaja Thailand Maha Vajiralongkorn, miliarder eksentrik Thailand, dituduh melanggar hukum internasional dengan mengatur negaranya dari resor ski mewah di Jerman.

Salah satu orang terkaya di dunia dengan perkiraan kekayaan 40 miliar dollar AS (Rp 563,2 triliun) itu, dikatakan akan mengawasi pandemi virus corona bersama rombongan selirnya.

MelansirThe Daily Beast pada Kamis (17/12/2020), Thailand bersikeras Raja Rama X atau dikenal sebagai Maha Vajiralongkorn, mengunjungi negara itu secara pribadi.

Tetapi media publik Jerman WDR, dan surat kabar Süddeutsche Zeitung,menerbitkan bukti bahwa dia memanfaatkan Jerman sebagai basis untuk menjalankan urusan negara.

Baca Juga: Disebut Orang-orang Lebih Baik daripada Donald Trump, Justru Joe Biden Sudah Punya Rencana Tak Mau Damai dengan Inggris, 'Saya Akan Teruskan Sikap Trump'

Menurut laporan investigasi dari The Times of London, Raja Vajiralongkorn mengirim hampir 100 surat kepada para kepala negara selama 18 bulan terakhir.

Kebanyakan dari surat itu berasal dari retret Bavaria.

Dia diduga memberi selamat kepada Presiden Yunani atas pengangkatannya, menunjuk beberapa jenderal baru, dan melarang saudara perempuannya mencalonkan diri dalam pemilihan umum Thailand.

Semuanya dilakukan dari resor mewah yang nyaman tersebut.

Diklaim juga saat tinggal di Jerman dia mengeluarkan perintah untuk mengeksekusi seorang penjahat.

Kedutaan Besar Thailand di Berlin belum menanggapi tuduhan tersebut.

Perpanjangan masa tinggal Raja Vajiralongkorn di Jerman saat menjalankan urusan kenegaraan dapat melanggar prinsip kedaulatan teritorial.

Para kritikus dilaporkan telah mendesak pemerintah Jerman untuk menyatakanpersona non grata (menghapus kekebalan diplomatik) untuk Raja Vajiralongkorn.

Termasuk mengenakan tagihan atas pajak warisan kepadanya sebesar 3 miliar euro atau setara Rp 50,68 triliun.

Rakyat Thailand kemungkinan akan berpendapat bahwa kepala pemerintahan lain juga mengatur urusan negara mereka selama perjalanan ke luar negeri.

Baca Juga: Biduran Karena Alergi? Ini 3 Obat Biduran Alami yang Bisa Anda Gunakan

Tetapi masa tinggal raja yang diperpanjang akan menguatkan kritik yang mengatakan, pemerintahan dari Jerman melanggar hak "Negeri Bir" sebagai negara yang berdaulat.

Tempat tinggal efektif Vajiralongkorn di Jerman terungkap pada awal pandemi virus corona, tepatnya ketika hotel-hotel Jerman diperintahkan untuk ditutup oleh pemerintah.

Grand Hotel Sonnenbichl di resor Alpen di Garmisch-Partenkirchen berhasil mengajukan banding atas keputusan tersebut.

Alasannyakarena harus diizinkan untuk terus menjamu raja.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah didesak oleh oposisi Thailand untuk mengusirnya.

Heiko Maas Menteri Luar Negeri Jerman juga telah memperingatkan sang raja. Vajiralongkorn dikatakan akan menghadapi konsekuensi langsung, jika diketahui menjalankan bisnis pemerintah secara tidak sah di tanah Jerman.

Jerman terus diusik dengan laporan meningkatnya tindakan represif yang dilakukan kepada demonstran Thailand yang menentang monarki.

Laporan tentang kehidupan seks raja, praktik eksentrik seperti menunjuk anjing pudel sebagai penggawa, dan foto dirinya di pusat perbelanjaan Jerman mengenakan tanktop, semakin memperburuk keadaan.

Raja juga sudah lama dituduh melakukan pemborosan.

The Daily Beast melaporkan awal tahun ini ia diduga membangun armada elite yang terdiri dari 38 jet dan helikopter untuk kebutuhan pribadinya.

Menurut Financial Times, biaya pemeliharaan, bahan bakar, dukungan darat, dan lain-lain dari armada itu bisa mencapai 64 juta dollar AS (Rp 901 miliar) untuk satu tahun fiskal mendatang.

Baca Juga: Kejamnya Sang Diktator Kim Jong-Un, Sampai Eksekusi Mati Kapten Kapal di Depan Umum Hanya Karena Alasan Sepele Ini, 'Dia Sudah 15 Tahun Melakukannya Tanpa Ketahuan'

Hukum Thailand melarang kritik terhadap keluarga kerajaan yangdinilai sebagai ‘semi-dewa’, juga rumah tangga mereka, termasuk hewan peliharaannya.

Pelanggar aturan itu dapat dihukum hingga 35 tahun penjara.

Namun, laporan tentang kehidupan memanjakan raja di Jerman semakin menyebar ke negara tersebut di media sosial.

Thailand awal tahun ini berusaha membuat Facebook menghapus kelompok pengkritik monarki, yang memiliki lebih dari satu juta anggota di platform tersebut.

Gerakan protes pemuda Thailand juga menuntut diakhirinya penindasan para pembangkang politik, penulisan konstitusi baru, dan reformasi monarki.

Perekonomian Thailand yang sangat bergantung pada pariwisata sangat terpukul oleh pandemi Covid-19.

Kondisi ini semakin memicu keluhan terhadap gaya hidup raja yang glamor itu.

(Bernadette Aderi Puspaningrum)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Melihat Cara Raja Thailand Urus Negara dari Jerman Ditemani Rombongan Selir")

Baca Juga: Obat Biduran untuk Ibu Hamil, Hanya Digunakan Jika Kondisi Tidak Baik

Artikel Terkait