AS kala itu tidak sepenuhnya tertarik dengan rudal balistik kala itu dan memilih mengembangkan pengebom manusia dan rudal jelajah strategis.
AS kemudian mengembangkan SM-64 Navaho, rudal Mach-3 berkekuatan nuklir dengan sumber energi ramjet yang dijanjika mampu menyerang target Soviet setelah diluncurkan dari pangkalan militer di Continental, AS.
AS pilih mengembangkan rudal jelajah karena bisa terbang seperti pesawat biasa dan hanya perlu roket kecil untuk mengirimkannya.
Konsep Navaho menarik dan biro desain Korolev di Soviet rupanya telah mulai membangun desain yang mirip sebagai cadangan proyek rudal balistik mereka.
Tahun 1953, Korolev ditugaskan untuk fokus pada rudal balistik, dan desain rudal jelajah ramjetnya diberikan kepada biro desain aviasi saingannya, Lavochkin dan Myasishchev.
Keputusan ini membuat Sergei Korolev sendiri bersaing tak hanya dengan yang sudah dibangun AS tapi juga pengembang di negaranya sendiri.
Ia kemudian menggandakan upayanya dalam membangun rudal balistik antarbenua (ICBM).
Sementara itu proyek rudal jelajah yang dipegang Lavochkin dan Myasishchev justru mengalami kesulitan.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR