Para pejabat AS juga khawatir tentang kemungkinan serangan balasan Iran
pada peringatan pertama serangan udara AS yang menewaskan jenderal
tertinggi Iran, Qassim Soleimani, dan para pemimpin senior milisi Irak di
dekat bandara Baghdad pada awal Januari.
Pejabat militer itu mengatakan AS mengetahui perencanaan dan ancaman
serangan Iran, dan beberapa lebih matang, sementara yang lain aspiratif.
Kekhawatiran utama, katanya, adalah bahwa milisi yang didukung Iran di
Irak mungkin bersedia bertindak bahkan tanpa restu atau arahan dari
Teheran.
Kehadiran Nimitz, kata pejabat itu, dapat menyebabkan Iran atau milisi
memikirkan kembali kemungkinan serangan.
Pentagon bulan lalu mengumumkan bahwa AS akan mengurangi jumlah
pasukan di Irak dan Afghanistan pada pertengahan Januari, menegaskan
bahwa keputusan tersebut memenuhi janji Trump untuk membawa pulang
pasukan dari perang panjang Amerika.
Di bawah penarikan yang dipercepat, AS akan mengurangi jumlah pasukan
di Afghanistan dari lebih dari 4.500 menjadi 2.500, dan di Irak dari sekitar
3.000 menjadi 2.500.
Pejabat militer tersebut mengatakan bahwa Pentagon akan mencari cara lain untuk mengganti hilangnya Nimitz ketika kapal induk tersebut meninggalkan wilayah tersebut.
Keputusan penarikan pasukan Trump mendapat sambutan dingin dari anggota parlemen Republik dan sekutunya, yang memperingatkan bahaya pengurangan pasukan sebelum kondisi keamanan tepat.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR