Pada 1980-an, Israel Aerospace Industries (IAI) merencanakan modernisasi tiga bagian dari Phantom yang disebut Kurnass (“Palu Berat”).
Fase pertama dari peningkatan ini termasuk radar baru, head-up-display, instrumentasi kokpit, dan kemampuan rudal standoff.
Tetapi IAI juga mempertimbangkan peningkatan yang lebih ambisius sehubungan dengan proyek pesawat tempur ringan domestiknya yang disebut Lavi ("Singa.")
Pada tahun 1980, IAI memilih pabrikan mesin Pratt & Whitney untuk mengembangkan varian yang lebih kecil dari turbofan F100 yang menggerakkan F-15 untuk digunakan di Lavi.
Turbofan PW1120 yang dihasilkan secara signifikan lebih kecil dan lebih pendek dari F100 tetapi menghasilkan daya dorong yang hampir sama dan memiliki 70 persen bagian yang dapat dipertukarkan.
Pada tahun 1983, Boeing dan Pratt & Whitney mengusulkan upgrade "Super Phantom" yang didukung oleh PW1120, yang jauh lebih hemat bahan bakar dan menghasilkan daya dorong sekitar 30 persen lebih besar daripada turbojet J79 era 50-an yang berasap Phantom.
Boeing Super Phantom juga akan datang dengan tangki bahan bakar konformal aerodinamis yang jaraknya hampir dua kali lipat sambil mendorong lebih sedikit hambatan daripada tangki drop yang dipasang di sayap.
Namun, Angkatan Udara memotong dana untuk proyek tersebut pada tahun 1984.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR