Advertorial
Intisari-Online.com - India merupakan salah satu negara yang terlibat sengketa wilayah dengan China, bagaimana perbandingan kekuatan militer mereka?
China dan India telah lama terlibat sengketa, bahkan telah berperang dan menyebabkan ribuan tentara berjatuhan.
Namun, sejak menandatangani perjanjian damai pada 1996, yang menyebutkan 'kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan militer' dalam konflik perbatasan, keduanya menahan diri.
Meski begitu, terbaru, bentrokan tanpa tembakan antara tentara China dan India terjadi, yaitu pada Juni lalu, menyebabkan 20 tentara India terbunuh.
Peristiwa itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan terjadi di perbatasan yang disengketakan.
Sementara itu, mengutip Kompas.com, Beijing membenarkan adanya korban dalam bentrokan, namun tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Secara resmi, tembakan terakhir yang dilaporkan melewati perbatasan yang disengketakan yaitu pada tahun 1975.
Saat itu, 4 tentara india disergap dan dibunuh sepanjang garis pemisah di Arunachal Pradesh.
Sebelumnya, pada 1962, korban yang lebih banyak diderita India dalam perang China dan India, dengan 7.000 tentara India tewas.
China mengakhiri perang pada 21 November 1962, setelah memastikan mereka berhasil mengamankan wilayah mereka.
China berhasil mempertahankan kendali atas sekitar 38.000 km persegi wilayah Aksai Chin.
Dua negara yang tengah bersitegangn ini sebenarnya sama-sama menempati peringkat teratas militer paling kuat.
Namun menurut Global Firepower, secara umum saat ini kekuatan militer China masih mengungguli India, seperti tahun-tahun sebelumnya.
China berada di peringkat 3, hanya kalah dari Rusia dan Amerika Serikat.
Sementara India menyusul di peringkat 4, tepat di bawah China.
Bagaimana perbandingan kekuatan militer keduanya di sektor udara, darat, dan laut?
Baca Juga: Salah Incar Wanita Mungil, Pencuri HP Justru Babak Belur Dihajar, Tak Disangka Korban Petarung MMA
Lagi-lagi China memimpin dengan persenjataan di berbagai sektor pertahanan.
Sementara India mengungguli China untuk jumlah personel militernya, yaitu dengan 3.544.000 personel, sementara China memiliki 2.693.000 personel.
Meskipun, China memiliki tentara aktif lebih banyak, yaitu 2.183.000 pesonel dan sisanya 510.000 merupakan cadangan.
Dengan India memiliki personel militer aktif sebanyak 1.444.000 dan cadangannya lebih banyak yaitu 2.100.000 personel.
Di sektor udara, India berhasil menempati peringkat ke-4 dari 138 negara, dengan total persenjataan 2.123 unit.
Namun peringkat itu masih di bawah China yang menempati peringkat ke-3 untuk kekuatan udaranya.
China unggul dengan 1.232 pesawat tempur, 371 pesawat serangan khusus, 911 helikopter, 281 helikopter serang, dan 111 pesawat misi khusus.
India hanya unggul dari China di sektor udara untuk banyak pesawat angkutan dan pesawat latihannya.
Beralih ke sektor darat, China memiliki 3.500 tank, 33.000 kendaraan lapisbaja, 3.800 artileri self-propelled, 3.600 artileri derek, dan 2.650 proyektor roket.
Sedangkan India memiliki 4.292 tank dan 4.060 artileri derek, mengungguli China. Kemudian 8.686 kendaraan lapis baja, 235 artileri self-propelled, dan 266 proyektor roket.
Untuk sektor lautnya, China cukup jauh di atas India yaitu berada di peringkat ke-2, dengan total aset persenjataan 777 unit, terdiri dari 2 kapal induk, 38 kapal perusak, 52 fregat, 50 korvet, 74 kapal selam, 220 kapal patroli, dan 29 mine warfare.
Dan India memiliki total aset persenjataan sektor lautnya sebanyak 285 unit, terdiri dari 1 kapal induk, 10 kapal perusak, 13 fregat, 19 korvet, 16 kapal selam, 139 kapal patroli, dan 3 mine warfare.
Baca Juga: Salah Incar Wanita Mungil, Pencuri HP Justru Babak Belur Dihajar, Tak Disangka Korban Petarung MMA
Bahkan, untuk anggaran pertahannya, China sangat jauh mengungguli India dan menjadi salah satu militer paling kaya di dunia dengan anggaran sebesar $ 237 miliar.
India memiliki anggaran pertahanan tahun 2020 sebesar $ 61 miliar.
Tentu dengan anggaran pertahanan tersebut, China dapat semakin mengokohkan keunggulan militernya.
Bagaimana pun, anggaran pertahanan menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan militer suatu negara.
Bukan hanya itu saja, China juga disebut menggunakan 'senjata rahasia' untuk menghabisi tentara India.
Melansir metro.co.uk (18/11/2020), tentara China disebut berhasil mengusir sekelompok pasukan India selama kebuntuan perbatasan di Himalaya dengan mengubah puncak bukit yang diduduki 'menjadi oven microwave', kata seorang ilmuwan di Beijing.
Seorangprofesor hubungan internasional di Universitas Renmin kota, Jin Canrong,mengatakan tentara India dipaksa mundur tanpa satu peluru pun ditembakkan ketika pasukan Tentara Pembebasan Rakyat mengerahkan senjata elektromagnetik rahasia.
Berbicara selama kuliah, dia mengatakan bahwa mereka berpegang pada aturan tidak ada tembakan langsung dengan mengarahkan denyut radiasi ke tentara musuh.
Di mana kondisi ini memicu rasa sakit dan iritasi dengan memanaskan kulit mereka.
Profesor itu mengatakan senjata itu diarahkan ke dua bukit kritis di tepi selatan Danau Pangong Tso, mengubah 'puncak gunung menjadi oven microwave', laporThe Times.
"Dalam 15 menit, mereka yang menempati puncak bukit semuanya mulai muntah,"kataJin Canrong.
"Mereka tidak bisa berdiri, jadi mereka lari."
"Begitulah cara kami merebut kembali tanah."
Dia dikatakan telah mengklaim bahwa orang China tidak mempublikasikannya 'karena kami menyelesaikan masalah dengan baik'.
Sementara orang India menolak melakukannya 'karena mereka kalah dengan sangat menyedihkan'.
The Timesmelaporkan insiden ini berpotensi menjadi penggunaan pertama senjata gelombang mikro melawan pasukan musuh, menyusul penggunaan sebelumnya untuk menghancurkan sistem elektronik, dan panduan rudal atau membahayakan manusia.
Mereka diduga telah digunakan terhadap diplomat AS dan keluarga mereka di kota Guangzhou di China pada tahun 2018 dan mungkin juga bertanggung jawab atas gejala yang dilaporkan oleh utusan Amerika dan Kanada yang dikirim ke Havana dua tahun sebelumnya.
Kebanyakan orang yang terpapar radiasi gelombang mikro mengalami ketidaknyamanan yang signifikan, tetapi tidak ada kerusakan permanen.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan paparan jangka panjang dapat memiliki efek karsinogenik.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari