Ketika mengejar gerombolan RMS keduanya mengaku sering kerepotan menghadapi pemberontak yang ternyata memiliki ketrampilan yang mumpuni.
Pemberontak diperkuat dua kompi bekas pasukan khusus Belanda KST (Korps Speciale Troepen/Pasukan Khusus Belanda) dari KNIL (Koninklijk Nederlands Indische Leger).
KST merupakan hasil penggabungan pasukan baret hijau dan baret merah Belanda yang dilakukan pada November 1948 dan telah memiliki pengalaman tempur di berbagai medan perang khususnya pada Perang Dunia II.
Kemampuan tempur satuan ini sungguh mengagumkan. Terutama para penembak jitunya (sniper).
Jumlahnya kecil namun bisa merepotkan pasukan TNI yang personelnya jauh lebih besar.
Dari pengalaman menghadapi kompi istimewa RMS ini, menginspirasi Slamet Riyadi dan Kawilarang untuk membentuk pasukan khusus.
Slamet Riyadi malah sudah menggebu-gebu seperti tidak sabar dan akan segera membentuknya usai perang. Tapi sayang, Letkol Slamet Riyadi gugur di Ambon justru oleh tembakan sniper KST.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR