Advertorial
Intisari-Online.com - Selama ini perekonomian Timor Leste sangat bergantung pada sektor minyak dan gas.
Namun, sumber pendapatan yang menjadi andalan Timor Leste itu diyakini bakal segera ludes.
Sementara ambisi proyek besar industri minyak dan gas yang dipersiapkan untuk masa depan Timor Leste mengalami hambatan biaya.
Maka, perekomian Timor Leste tampaknya tidak bisa lagi hanya bergantung sepenuhnya pada sektor tersebut.
Lalu, dari mana lagi Timor Leste bisa menghasilkan uang demi keberlanjutan negaranya?
Rupanya, sektor pariwisata menjadi 'pabrik uang terakhir' Timor Leste, yang digadang-gadang bisa menghasilkan uang besar bagi salah satu negara termiskin di dunia tersebut.
Saat ini, pariwisata adalah sektor ekonomi terbesar ketiga di Timor Leste setelah sumber daya minyak dan pertaniannya.
Bukan sembarang pariwisata yang bisa ditawarkan oleh bekas jajahan Indonesia ini.
Jejak masa lalu Timor Leste yang berdarah, diyakini dapat menjadi salah satu pendukung sektor pariwisata negara ini.
Seperti diketahui, sebelum merdeka menjadi sebuah negara sendiri, Timor Leste telah melalui penjajahan demi penjajahan.
Dimulai dari kedatangan bangsa Portugal, kemudian Jepang, hingga terakhir Indonesia yang menduduki wilayah berjuluk Bumi Lorosae ini selama hampir setengah abad.
Tempat-tempat yang menjadi saksi perjuangan Timor Leste menghadapi penjajahan untuk merebut kemerdekaannya, selama ini telah menjadi fokus kunjungan para turis, seperti yang dilaporkan BBC.
Di Dili, ada museum perlawanan. Beberapa juga mengunjungi pemakaman Santa Cruz, tempat ratusan pelajar ditembak mati oleh pasukan Indonesia pada tahun 1991.
Di Balibo, ada tugu peringatan kecil bagi lima jurnalis Australia yang tewas saat invasi Indonesia tahun 1975.
Mungkin Timor Lorosa'e tidak akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menghasilkan dolar turis dari masa lalu yang sulit. Kamboja dan Vietnam sama-sama berdagang.
Tetapi Timor Leste membutuhkan waktu 24 tahun untuk mendapatkan kemerdekaannya, dan itu adalah kemenangan yang meresap ke dalam identitas nasional, mengutip BBC.
Hal itu seperti yang diungkapkan Susan Marx, perwakilan negara Asia Foundation.
"Negara muda ini masih menemukan ceritanya dan penting bahwa cerita itu adalah cerita yang terus berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan bangsa,"
"Jadi untuk saat ini saya pikir memanfaatkan sejarah perjuangan kemerdekaan yang sangat berani di Timor-Leste itu penting ditambah dengan pedesaan yang indah. Jadi mari kita lihat kemana perginya," katanya.
Menurutnya pula, pariwisata lebih berpotensi menciptakan banyak lapangan kerja bagi Timor Lorosa'e dibanding industri minyak dan gas.
"Saya pikir jika Anda melihat kemungkinan dan potensi untuk mempekerjakan orang Timor di industri di mana ada peluang bagi mereka untuk memperoleh keterampilan yang jauh lebih bisa dicapai daripada menjadi insinyur minyak dan gas, saya pikir dampak berikut ini dari berinvestasi di industri pariwisata sangat luas, "kata Ms Marx.
Menurut Marx, untuk saat ini, Perdana Menteri mengatakan Timor Leste tidak ingin menjadi Bali berikutnya, melainkan menjadi pariwisata komunitas.
"Fokusnya adalah pariwisata komunitas. Kami tidak ingin pendekatan industri untuk pariwisata di negara ini," katanya.
Selain jejak perjuangan kemerdekaan rakyat Timor Leste, daya tarik budaya juga menjadi nilai plus pariwisata Timor Leste.
Tradisi asli negara itu juga sangat kuat. Itu membuat campuran yang sangat berwarna.
Setiap tahun, Timor memiliki perayaan dengan gaya karnaval. Dan beberapa bulan kemudian, ada parade dan perayaan float lain yang disebut Caravana.
Tidak memiliki skala atau kualitas yang lebih bersifat cabul dari karnaval Brasil. Tapi itu adalah perayaan besar dan penuh warna.
Para ahli juga melihat potensi di sini, menurut BBC.
Namun, untuk mengandalkan sektor pariwisatanya, Timor Leste bukan tanpa menghadapi kendala.
Disebut bahwa tantangan utama dalam memonetisasi sejarah atau budayanya adalah meningkatkan infrastruktur. Bahkan lokasi pariwisata yang benar-benar berada di jalur yang lama dilayani dengan buruk.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari