Advertorial
Intisari-Online.com - Wilayah Timor Leste jauh jaraknya dari Irak, juga kedua negara tersebut tidak memiliki hubungan.
Namun rupanya Timor Leste pernah terkena imbas peristiwa yang dialami Irak.
Bahkan, Timor Leste yang saat itu baru merdeka, harus menanggung kerugian.
Melansir reliefweb.int (25/4/2003), terjadi penurunan sumbangan Amerika Serikat terhadap Timor Leste yang sedang sangat membutuhkan dana untuk pembangunannya.
Namun, Amerika Serikat justru memotong dana bantuannya ke Timor Leste untuk mengalihkannya ke Irak.
Timor Leste yang baru merdeka, sontak terancam stabilitasnya akibat langkah AS tersebut.
Seperti yang diungkapkan Menteri Luar Negeri Timor Leste saat itu, Jose Ramos-Horta.
Ia mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara bahwa Washington mengancam untuk memotong sejumlah $ 25 juta bantuan yang dijanjikan untuk Timor Lorosa'e, jumlah yang akan membuat "perbedaan besar" bagi bekas jajahan Indonesia ini.
Baca Juga: Kian Terperosok, Inilah Militer Paling Lemah di Dunia, Salah Satunya Negara Asia Tenggara
"Bagian dari keputusan AS dalam mengurangi bantuan ke Timor berkaitan dengan prosedur akuntansi yang sangat dasar untuk memotong biaya, mengurangi di sini untuk ditempatkan di tempat lain," kata Ramos-Horta.
“Tentu itu tidak adil bagi Timor Leste, yang selama ini bersahabat dekat dengan Amerika Serikat.
"Lima juta dolar, 10 juta dolar tidak ada bedanya bagi Irak tetapi itu akan membuat perbedaan besar bagi Timor," ungkapnya.
Saat itu, Ramos-Horta mengatakan dia berharap Kongres AS akan menyetujui jumlah bantuan penuh untuk Timor Leste, meskipun ada langkah dari Departemen Luar Negeri untuk memotong paket tersebut.
Timor Leste yang merupakan salah satu negara termiskin di dunia, saat itu menerima $ 150 juta setahun dari negara-negara yang dipimpin oleh Australia, Jepang dan Amerika Serikat.
Hampir setahun setelah memperoleh kemerdekaan dari Jakarta, sekitar 40 persen orang Timor Timur tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, 60 persen buta huruf dan sekitar delapan persen anak meninggal sebelum usia satu tahun, menurut lembaga bantuan.
Ramos-Horta mengatakan Timor Lorosa'e telah membuat kemajuan yang baik sejak memperoleh kemerdekaan pada Mei 2002.
Tetapi ia menambahkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan dan bahwa aliran bantuan sangat penting.
"Dua atau tiga tahun ke depan tetap sangat rapuh," katanya dalam kunjungan empat hari ke Tokyo.
"Perdamaian dan keamanan harus dipertahankan melalui investasi dalam penciptaan lapangan kerja, melalui memberi makan masyarakat.
"Saya berharap teman-teman kita di komunitas internasional tidak sepenuhnya diambil alih oleh peristiwa di Irak dan Timur Tengah dan melupakan Timor Timur dan meninggalkan pekerjaan yang setengah jadi," ujarnya.
Timor Timur memperoleh kemerdekaan dari Indonesia melalui referendum tahun 1999. Namun, setelah hasil referendum keluar, milisi pro-Jakarta menanggapi dengan gelombang kekerasan yang menghancurkan banyak infrastruktur negara.
Pertumpahan Darah di Timor Leste Usai Referendum Tahun 1999
Selain mengakibatkan hancurnya infrastruktur di Timor Leste, kerusuhan pasca-Referendum Timor Leste tahun 1999 juga menyebabkan jatuhnya ribuan korban jiwa.
Segera setelah referendum dilakukan, justru kekacauan kembali terjadi di Timor Leste yang bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste.
Mengutip Fotokita, setelah lebih dari 78% orang Timor memilih kemerdekaan dalam referendum yang hasilnya diumumkan pada 4 September 1999, milisi paramiliter pro-Indonesia yang marah menanggapinya dengan kekerasan.
Secara sistematis, mereka meruntuhkan kota, membakar bangunan, dan menyerang serta membunuh orang.
Sekitar 1500 warga Timor diperkirakan tewas dalam kekerasan itu, puluhan ribu meninggalkan rumah mereka ke gunung-gunung, dan pasukan Indonesia memaksa lebih dari 300.000 orang melewati perbatasan darat ke Timor Barat.
Kemarahan internasional memaksa pendirian INTERFET (International Force for East Timor atau Pasukan Internasional untuk Timor Timur.)
Itu dibentuk atas restu PBB dan dipimpin oleh Australia, pemain kunci dalam keputusan untuk campur tangan.
Kekacauan usai referendum Timor Timur berakhir usai kedatangan pasukan penjaga perdamaian PBB.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari