Salah satu warga, Suren Zarakyan (50), mengatakan dia telah pindah ke Lachin dari Yerevan, ibu kota Armenia, pada dekade 1990-an.
Dia pindah ke wilayah tersebut setelah Armenia merebut wilayah itu dalam pertempuran pertama antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.
Sejak tinggal di sana, Zarakyan telah menikah dan memiliki dua anak.
Dia menambahkan telah membudidayakan lebah madu sebelum pertempuran terakhir meletus.
Dia mengaku merasa malu ketika mendengar tentang perjanjian damai tersebut.
Pasalnya, melalui perjanjian damai itu wilayah yang sudah direbut Azerbaijan bakal dimiliki negara tersebut dan membuka jalan bagi penempatan pasukan Moskwa di daerah kantong.
"Saya mengharapkan lebih banyak dari Rusia dan lebih cepat," katanya.
"Tapi Rusia tertarik dengan pangkalan dan tujuannya. Tidak masalah apakah itu pangkalan di Azerbaijan atau di Armenia. Tertarik untuk tidak membiarkan Turki di sini,” sambung Zarakyan.
KOMENTAR