Intisari-Online.com - Bagaimana perbandingan kekuatan militer Turki dan Prancis, dua negara yang belakangan ini menciptakan hubungan yang memanas?
Situasi memanas antara Turki dan Prancis berlangsung dengan perang retorika Presiden kedua negara.
Hal itu terjadi usai peristiwa pembunuhan seorang guru Prancis yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad pada murid-muridnya di kelas.
Guru sejarah yang bernama Samuel Paty itu tewas saat berjalan pulang dari sekolahnya di pinggiran kota Paris. Ia dibunuh oleh seorang anak berusia 18 tahun, setelah kampanye media sosial mengkritik Paty.
Baca Juga: Meningkatnya Ketegangan Tak Bisa Dihindari, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Israel dan Iran
Setelah pembunuhan tersebut, Presiden Perancis Emmanuel Macron menyatakan pernyataan kontroversial, ia mengatakan untuk mempertahankan nilai-nilai sekuler dan menyatakan Islam radikal.
Menurut Macron, pembunuhan tersebut merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara sehingga pihaknya menyebut akan melawan "separatisme Islam" yang ada.
Pernyataannya Macron pun mendapat reaksi negatif dari berbagai pihak di dunia, khususnya negara-negara yang dihuni oleh penduduk Muslim.
Kemudian menanggapi pernyataan Macron, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan boikot produk Perancis, bahkan mengatakan bahwa presiden Perancis membutuhkan pemeriksaan mental.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR