Advertorial

Sedang Tegang dengan India, China Malah Dekati Negara Tetangga India Dengan Berikan Pinjaman Maha Besar, Sampai 1,3 Triliun Digelontorkan, Terkuak Niat China Ingin Bangun Ini

May N

Editor

Intisari-online.com -Mengutip South China Morning Post, China umumkan hari Minggu lalu jika mereka sediakan 1,3 Triliun Rupiah untuk Sri Lanka.

Kesepakatan datang 2 hari setelah Presiden Sri Lanka meminta bantuan dari delegasi China yang berkunjung.

Presiden Sri Lanka, Gotabhaya Rajapaksa membantah persepsi bahwa megaproyek yang didanai China adalah "perangkap hutang".

Sri Lanka justru menyebut bantuan keuangan tersebut sebagai "hibah tepat waktu".

Baca Juga: 'Hentikan Jeratan Hutang Kalian Sekarang Juga', Pinta Bank Dunia Tegas Kepada Tiongkok, Sebut Hanya Merugikan Negara Miskin, Menohok!

Kedutaan besar China di Kolombo mengatakan mereka akan gunakan hibah itu untuk biaya kesehatan, pendidikan dan suplai air di perkotaan Sri Lanka.

Hal itu akan sangat membantu dalam perbaikan kondisi Sri Lanka pasca pandemi.

Pengumuman itu datang setelah kunjungan China ke negara tetangga India tersebut Jumat lalu.

China diwakili oleh delegasi yang dipimpin Yang Jiechi, anggota Politburo Partai Komunis dan mantan menteri luar negeri China.

Baca Juga: Pengaruh Tiongkok Kian Kuat dan Proyek Jalur Sutera Baru Kian Mulus Tanpa Halangan, Tiongkok Bangun Teknologi Masa Depan Ini di Afrika, Sedang Negara Eropa Ini Ketahuan Uji Coba Drone Tiongkok

Presiden Sri Lanka dalam pembicaraannya dengan China meminta China membantunya mengobarkan pandangan bahwa megaproyek yang dibayari China bukanlah "perangkap hutang".

Ia ingin kepala daerah setuju dengan langkahnya.

Target utama Belt and Road Initiative

China sendiri menarget Sri Lanka sebagai titik penting dalam proyek global mereka, Belt and Road Initiative.

Baca Juga: China Mulai 'Mencengkeram' Sektor Teknologi Israel, AS 'Kepanasan' dan Memohon Agar Israel Mengurangi Hubungannya dengan Negara Panda Itu

Dan sama halnya dengan negara-negara lain yang mereka incar, Sri Lanka juga diberi pinjaman besar untuk pembangunan negara tersebut lebih dari 10 tahun terakhir.

Proyek pembangunan tersebut meliputi pembangunan pelabuhan, bandara, kota pelabuhan, jalan layang dan pembangkit listrik.

Kritik menyebutkan proyek yang didanai China tidak transparan dan Sri Lanka akan kesulitan membayarnya.

2017 lalu, Sri Lanka menyewakan pelabuhan buatan China di dekat rute pengiriman yang sibuk ke perusahaan China selama 99 tahun untuk pulih dari beban berat membayar kembali pinjaman China yang diterima negara itu untuk membangunnya.

Baca Juga: Sepuluh Tahun Terakhir Tiongkok Muncul Jadi Mitra Dagang Terbesar, Indonesia Mulai Biasakan Transaksi dengan Yuan China, Ada Kaitannya Dengan Proyek Belt and Road Initiative

Fasilitas ini termasuk bagian dari rencana Beijing untuk jalur pelabuhan yang membentang dari perairan China ke Teluk Persia.

China juga setuju berikan pinjaman senilai 989 juta Dolar AS kepada Sri Lanka untuk membangun jalan tol yang akan menghubungkan pusat wilayah budidaya the ke pelabuhan China.

China memperluas pembangunan di Sri Lanka selama kepemimpinan mantan presiden Mahinda Rajapaksa, saudara dari presiden yang saat ini menjabat.

Mahinda Rajapaksa, yang kini menjadi perdana menteri, mengadakan pembicaraan terpisah dengan Yang pada Jumat lalu.

Baca Juga: Jadikan Negara-negara Kecil Suksesinya, Inilah Skenario Gila China Untuk Menguasai Dunia, Hanya dengan Proyek Ini Diprediksi Bisa Bikin Amerika Tak Berdaya

Kekhawatiran India

India sangat khawatir mengenai pengaruh ekonomi China di Sri Lanka.

Selain karena ketegangan yang terjadi antara dua negara, India juga menganggap Samudra Hindia sebagai lokasi strategis.

Baca Juga: Urusan dengan China Belum Selesai, India Malah Bikin Gara-gara Rencanakan Serangan dengan Jet Tempur Baru pada Pakistan

Kunjungan Yang datang beberapa hari setelah diplomat dari 4 negara Indo-Pasifik: AS, Jepang, India dan Australia bertemu di Tokyo.

Pertemuan itu membahas peningkatan pengaruh mereka di inisiatif regional bernama "Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka".

Tak lupa, pertemuan itu juga membahas cara menangani tindakan China yang makin asertif ingin menguasai Indo-Pasifik.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait