Sepuluh Tahun Terakhir Tiongkok Muncul Jadi Mitra Dagang Terbesar, Indonesia Mulai Biasakan Transaksi dengan Yuan China, Ada Kaitannya Dengan Proyek Belt and Road Initiative

May N

Penulis

Intisari-online.com -Penggunaan mata uang China yaitu Yuan telah mendapat momentum besar beberapa tahun terakhir.

Hal ini berkaitan dengan proyek infrastruktur terkait dengan Belt and Road Initiative (BRI) China.

Serta, sudah semakin banyak perusahaan Indonesia yang berbisnis dengan perusahaan China.

Mengutip South China Morning Post, 10 tahun terakhir ini China menjadi partner perdagangan terbesar Indonesia.

Baca Juga: Covid Hari Ini 20 September 2020: Kasus Corona di Dunia Sudah Mencapai 30,9 Juta Infeksi, Inilah 10 Negara dengan Kasus Terbanyak

Perdagangan bilateral mencapai 79,4 milyar Dolar AS tahun 2019.

Angka ini meningkat 10 kali lipat dari angka perdagangan bilateral tahun 2000.

Data ini disampaikan oleh duta besar China untuk Indonesia, Xiao Qian.

Qian tambahkan bahwa lebih dari 2 juta turis China per tahun telah kunjungi Indonesia beberapa tahun belakangan ini.

Baca Juga: ‘Lidah Saya Mati Rasa, Seperti Ada Rasa Belerang di Mulut’, Penyanyi Senior Iis Sugianto Ungkapkan Gejala Awal Covid-19

China juga menjadi tempat tujuan mahasiswa Indonesia untuk studi lanjutnya, lebih dari 10 ribu mahasiswa Indonesia belajar di sana.

Mantan deputi Kementerian Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal mengatakan jika volume perdagangan yang tumbuh dengan cepat telah membuat perusahaan Indonesia lebih tertarik untuk menggunakan mata uang renminbi saat berurusan dengan perusahaan China.

China juga dari awal telah mendorong agar hal ini terjadi.

Sekedar informasi, Dino Patti Djalal juga merupakan pendiri Grup Kebijakan China di pejabat informal Indonesia.

Baca Juga: Tetap Waspada! Tidak Hanya Batuk dan Kehilangan Penginderaan, Kenali 7 Gejala Baru Terinfeksi Covid-19 yang Mengejutkan Ini

Djalal sementara itu sebutkan beberapa perusahaan China lebih suka menggunakan mata uang Dolar Amerika karena kestabilannya.

"Komunitas pebisnis Indonesia juga telah mencatat bahwa lebih banyak negara menggunakan renminbi untuk pertukaran mata uang mereka," ujar Djalal.

Saat ini China adalah investor asing terbesar di Indonesia dengan investasi sebanyak 4,7 milyar Dolar AS.

Angka ini memang terbilang masih di belakang Singapura, yang menginvestasikan 6,5 milyar Dolar AS ke Indonesia.

Baca Juga: Tak Perlu Bingung Lagi, Kenali Ciri-ciri Buat Bedakan Es Batu dari Air Matang dengan Es Batu dari Air Mentah, Ini Dia!

Namun tidak dipungkiri, China adalah investor asing di luar negara ASEAN terbesar di Indonesia.

Perdagangan Indonesia dengan China saat ini dua kali lebih besar daripada perdagangan Indonesia dengan AS.

"Melihat marginnya yang besar, sepertinya AS sudah jauh tertinggal untuk melampaui China dalam hal hubungan perdagangan dengan Indonesia," ujar Djalal.

Kekhawatiran menggunakan renminbi

Baca Juga: TikTok, WeChat dan Huawei Diblokir AS, China Balas Melarang Masuk Perusahaan Asing Tertentu

Djalal menyebutkan beberapa kekhawatiran menggunakan renminbi selama ini.

Salah satunya adalah ketidakpastian yang disebabkan oleh perang dagang AS-Tiongkok.

Djalal memprediksi jika mata uang itu akan lebih sering digunakan di perekonomian Asean.

Hal ini mungkin terjadi terutama jika ekonomi China menjadi sedikit dari yang mampu bangkit di kuwartal kedua akibat pandemi virus Corona.

Baca Juga: Coba Rutin Minum Madu dan Air Hangat Saat Perut Kosong di Pagi Hari, Rasakan Perubahan yang Terjadi pada Tubuh, Ini 5 Khasiatnya!

"Ini artinya ekspor Indonesia ke China tidak akan terlalu terdampak tidak seperti ekspor ke negara lain.

"Itulah sebabnya banyak harapan 'menempel' dengan China dalam hal pemulihan ekonomi Indonesia," ujar mantan duta besar Indonesia untuk AS dan pendiri Komunitas Kebijakan Internasional Indonesia.

Setelah setahun konstraksi 6,8% di kuwartal pertama, menurut Reuters, China merekam pertumbuhan GDP (gross domestic product) 3,2% di kuwartal kedua.

Ini adalah pertama kalinya sejak tahun 1992, meruntuhkan semua ekspektasi analis.

Baca Juga: Ternyata Film Mulan Sudah Dibajak 890.000 Kali Sejak Ditayangkan, Bayarnya Mahal Sih!

Saat ini China memang yang ekonominya cukup baik, 90% sudah kembali ke level pra-pandemi di akhir April lalu.

Namun, GDP Indonesia menyusut 5,32% di kuwartal kedua.

Hal ini bersamaan dengan penambahan kasus virus Corona yang makin banyak di Indonesia.

Jakarta sendiri merekam lebih dari 1000 kasus baru rata-rata dalam sebulan.

Baca Juga: Masih Bingung Membedakan Virus Corona dan Influenza Biasa? Inilah Persamaan dan Perbedaan Antara Keduanya

Wisnu Wardana, ahli ekonomi Indonesia yang bekerja dengan Bank Danamon, mengatakan persentase dari perdagangan internasional Indonesia menggunakan yuan meningkat dari 0,5% tahun 2016 mencapai 2% di semester awal bulan ini.

Dulu, perusahaan lokal telah diberi diskon jika mereka membayar dengan yuan, tapi kini insentif semacam itu telah dihapus, dan perusahaan lokal tidak tahu pasti apa alasannya.

Proyek Belt and Road yang digunakan untuk membangun jalur kereta cepat Jakarta-Bandung adalah satu di antara sekian investasi China di Indonesia.

Investasi yang terapkan penggunaan yuan lainnya yaitu produksi produk kimia, elektronik, makanan dan minuman, pengiriman, alat tulis dan plastik.

Baca Juga: Laut Cina Selatan: Indonesia dalam Kondisi Siaga Tinggi Setelah Kemunculan Kapal China, Natuna JAdi Sorotan!

2018 lalu perjanjian juga telah ditandatangani oleh bank sentral dua negara, tumbuhkan yuan di Indonesia.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait