Advertorial
Intisari-online.com -Nama Stanczyk sudah melegenda dalam sejarah Polandia.
Ia merupakan pelawak istana paling terkenal di Polandia, dan dipekerjakan oleh tiga raja: Alexander, Si Tua Sigismund, dan Sigismund Augustus.
Konon, nama aslinya masih diperdebatkan, dan hanya sedikit yang diketahui tentang pelawak ini.
Mengutip thevintagenews.com, beberapa cendekiawan yakin jika sosok ini memang benar ada.
Jika ternyata ia tidak ada, ia masih merupakan tokoh penting di kebudayaan Polandia, karena selalu muncul di berbagai karya seni artis abad ke-19 dan 20.
Ada sedikit sumber yang sebutkan komedian istana bernama Gaska dan Stanczyk.
Dua nama ini juga muncul di dua puisi pendek oleh Jan Kochanowski.
Diyakini, dua nama tersebut adalah nama panggilan untuk orang yang sama.
Stanczyk sering disebut juga sebagai Stanislaw Gaska, yang merupakan nama yang berbau Polandia.
Namun, nama itu berasal dari waktu yang lama dan diciptakan pada akhir abad ke-19 daripada masa badut itu berjaya.
Selama masa Renaissance, ketenaran Stanczyk dan legendanya sudah sangat kuat.
Baca Juga: Misteri Raksasa 18 Meter Berumur 500 Tahun Terkuak, 'Hidup Damai' di Laut Baltik, Ini Penampakannya
Ia menjadi makin populer pada abad ke-19 dan terus-terusan terkenal sampai saat ini.
Bahkan, dia disanjung sebagai lebih dari penghibur semata.
Sebagai sosok pelawak, ia memiliki kemampuan yang banyak mengenai situasi politik saat ini dan masa depan.
Ia tetap diingat karena kepintarannya.
Stanczyk selalu gunakan satir dalam cara filosofinya. Leluconnya ia gunakan untuk mengkritik atau memperingatkan pemerintah.
Banyak yang kemudian menuliskan ulang leluconnya, termasuk oleh Marcin Kromer, Mikolaj Rej, Lukasz Gornicki dan banyak lagi.
Salah satu ungkapannya yang paling terkenal adalah mengatakan "kebodohan yang lebih besar untuk melepaskan beruang yang sudah dimasukkan ke kandang."
Ungkapan tersebut rupanya terjadi di kehidupan nyata, tahun 1533 Raja Si Tua Sigismund memiliki beruang besar yang ia bawa dari Lithuania.
Beruang itu kemudian ia lepaskan di hutan sehingga ia bisa memburunya.
Saat perburuan, hewan itu jadi marah dan timbulkan kepanikan di kerajaan, dengan Ratu Bona jatuh dari kudanya dan alami keguguran.
Namun ungkapan itu tidak hanya mengenai beruang semata, sering yang mengkaitkan lelucon tersebut dengan kebijakan Raja terhadap Prusia.
Prusia kala itu sudah dikalahkan oleh Polandia, tapi tidak sekalian dimasukkan ke Kerajaan.
Andaikan saat itu Raja Sigismund tua mendengarnya, ternyata Perang Dunia II bisa dicegah.
Prusia kemudian menjadi Jerman, dan layaknya beruang yang dilepas dari kandangnya untuk diburu, Jerman tidak segera dimasukkan jadi bagian dari Kerajaan Polandia.
Pada 1 September 1939, Jerman memulai invaasinya ke Polandia. Sekitar pukul 4:45 pagi, sekitar 1,5 juta pasukan Jerman menginvasi Polandia. Bersamaan dengan itu, Luftwaffe, Angkatan Udara Jerman, mengebom lapangan udara Polandia, kapal perang dan U-boat Jerman menyerang pasukan angkatan laut Polandia di Laut Baltik.
Bagi Hitler, penaklukan Polandia saat itu akan membawa Lebensraum, atau "ruang hidup" bagi rakyat Jerman. Hitler yang selalu menganggap orang Jerman lebih unggul secara rasial akan menjajah wilayah tersebut dengan orang-orang Slavia sebagai budaknya.
Jerman sudah memulai invasinya ke beberapa wilayah Eropa sejak tahun 1938. Dimulai dari aneksasi Austria dan dilanjutkan dengan pendudukan Sudetenland. Sebelum menuju Polandia, Jerman lebih dulu menduduki seluruh wilayah Cekoslowakia.
Aneksasi ke beberapa wilayah tersebut dilakukan dengan cukup damai sehingga tidak direspons oleh negara-negara besar. Atas dasar itulah Hitler berharap bahwa invasinya ke Polandia juga akan berjalan dengan baik.
Untuk menutup kemungkinan datangnya Uni Soviet membantu Polandia, Jerman lebih dulu menandatangani pakta non-agresi dengan Uni Soviet pada tanggal 23 Agustus 1939.
Bukan hanya menghindari Uni Soviet, Jerman juga telah menyiapkan siasat untuk mencegah intervensi Inggris. Hiter mengeluarkan propaganda dan informasi yang salah, menuduh penutur bahasa Jerman dianiaya di Polandia timur.
Polandia yang saat itu khawatir akan datangnya serangan dari Jerman, mulai memobilisasi pasukannya. Tetapi Perancis dan Inggris meminta Polandia untuk menunda mobilisasi hingga 31 Agustus untuk mencegah perang.
Tanggal 31 Agustus malam, pasukan Nazi yang berseragam Polandia melancarkan invasi palsu ke Jerman, merusak beberapa infrastruktur kecil di sisi perbatasan Jerman.
Serangan palsu inilah yang kemudian digunakan Jerman sebagai alasan untuk melakukan invasi ke Polandia. Nazi mengumumkan bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh Polandia dan merupakan agresi yang tidak bisa dimaafkan.
Jika saja hal itu dicegah dengan Raja Tua Sigismund mendengarkan petuah Stanczyk, tentunya 62 juta jiwa penduduk dunia tidak akan meninggal akibat Perang Dunia II.
Dari Wikipedia sendiri disebutkan ada lebih dari 5 juta warga Polandia yang meninggal di Perang Dunia II.
Namun, takdir dan sejarah mengatakan hal lain, dan Jerman menyerang Polandia, dan Nazi mulai sebarkan propagandanya serta memulai Perang Dunia II.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini