Advertorial

Begini 5 Alasan Mengapa Tingkat Kematian Karena Covid-19 di Afrika Rendah, Patut Ditiru Apa yang Mereka Lakukan!

K. Tatik Wardayati

Editor

Ini alasan mengapa tingkat kematian akibat Covid-19 di Afrika rendah, patut ditiru nih apa yang mereka lakukan.
Ini alasan mengapa tingkat kematian akibat Covid-19 di Afrika rendah, patut ditiru nih apa yang mereka lakukan.

Intisari-Online.com – Pandemi Covid-19 telah menyebar di lebih dari 200 negara, bahkan tanah air kita pun ‘kebagian’ juga.

Hingga kini belum ada tanda-tanda kapan berakhir, justru angka positif penderita Covid-19 semakin bertambah.

Di setiap negara memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi wabah pandemi ini.

Banyak negara di Afrika yang mendapat pujian karena bisa menangani penyebaran virus dengan baik.

Baca Juga: Sempat Stres Setelah Terinfeksi Covid-19 Karena Tidak Pernah Kemana-mana, Kini Nunung Berhasil Sembuh dari Virus Corona, Beri Pesan Menohok Ini pada Semua Orang

Padahal, dari segi infrastruktur sistem kesehatan di beberapa negara belum mendukung.

Menurut data dari John Hopkins University, Afrika memiliki populasi lebih dari satu miliar dengan jumlah kasus Covid-19 mencapai 1,5 juta kasus.

Angka tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan benua lain seperti Eropa, Asia, dan Amerika.

Bahkan jumlah kasus positif baru terus menurun.

Baca Juga: Disebut 'Kunci' dari Membaiknya Kondisi Trump, 'Obat' Covid-19 yang Dikonsumsi Presiden AS Tersebut Ternyata Dikembangkan dengan Sel Jaringan Janin Aborsi

Tak sampai di situ, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Afrika juga paling rendah dibandingkan benua lain dengan angka 37 ribu kematian.

Menurut kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika Dr John Nkengasong, tingkat pengujian di Afrika memang masih rendah tapi angka kematian dilaporkan dengan baik.

Lantas, apa yang membuat tingkat kematian akibat Covid-19 di Afrika rendah?

Berikut ulasannya seperti yang dikutip BBC.

1. Cepat mengambil tindakan

Kasus Covid-19 di Afrika pertama kali ditemukan di Mesir pada 14 Februari.

Ketika itu ada kekhawatiran virus dapat menyebar dengan cepat di Afrika karena sistem kesehatan yang belum memadai.

Hal tersebut membuat sebagian besar pemerintah di Afrika mengambil tindakan drastis guna mencegah dan memperlambat penyebaran virus.

Kampanye kesehatan seperti menghindari jabat tangan, sering mencuci tangan, menjaga jarak sosial, dan memakai masker wajah segera diberlakukan.

Baca Juga: Sebut Bodoh dan Sembrono dalam Tangani Pandemi Covid-19, Jurnas Medis Ini Minta Trump Angkat Kaki dari Gedung Putih, 'Dia Sangat Tidak Kompeten'

Beberapa negara bahkan bertindak sebelum ada kasus pertama.

Mulai dari mengumumkan status keadaan darurat, menutup sekolah, hingga memberlakukan lockdown.

2. Dukungan masyarakat

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Partnership for Evidence-based Response to Covid-19 (PERC) pada Agustus lalu, dukungan masyarakat di Afrika untuk langkah-langkah pencegahan terbilang tinggi.

Hal itu membuat tingkat penyebaran Covid-19 antara Maret hingga Mei bisa ditingkatkan.

Meskipun memang saat aturan pembatasan dilonggarkan pada Juni dan Juli terjadi peningkatan kasus.

Saat pelonggaran, banyak pula masyarakat yang merasa cemas untuk kembali beraktivitas normal.

3. Lebih banyak populasi muda

Usia penduduk di sebagian besar negara Afrika juga turut berperan mengendalikan penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Fakta Baru Covid-19! Menurut Penelitian, Virus Corona Bisa Bertahan 9 Jam di Kulit Tubuh, Begini Cara Mengatasinya!

Secara global, sebagian besar kematian terjadi di atas usia 80 tahun. Sedangkan di Afrika usia rata-rata penduduknya 19 tahun.

Sebanyak 91 persen kasus Covid-19 menginfeksi mereka yang berusia di bawah 60 tahun.

Selain itu, di Afrika juga tidak banyak panti jompo.

Kebanyakan orang lanjut usia tinggal di daerah pedesaan yang tingkat kepadatannya rendah sehingga bisa menjaga jarak.

Sistem transportasi yang belum begitu maju juga seakan menjadi keuntungan.

Sebab hal itu membuat masyarakat tidak rutin melakukan perjalanan sehingga risiko terpapar virus lebih kecil.

4. Iklim yang mendukung

Suatu studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Maryland menemukan hubungan antara suhu, kelembapan, dan lintang dengan penyebaran Covid-19.

Virus lebih mudah menyebar di suhu dan kelembapan yang lebih rendah.

Baca Juga: Berbulan-bulan Terinfeksi Virus Corona, Puluhan Pasien Mulai Alami Gejala Tak Lazim Setelah Pulih dari Penyakit Itu, Dokter:4 dari 5 Pasien Mengalaminya

Sedangkan sebagian negara-negara di Afrika memiliki suhu dan kelembapan tinggi.

5. Sistem kesehatan telah bersiap

Meskipun infrastruktur kesehatan di Afrika belum begitu baik, namun masyarakat telah bersiap.

Sebab pandemi Covid-19 datang ketika wabah Ebola yang cukup mengkhawatirkan terjadi di Republik Kongo.

Ketika itu sejumlah negara tetangga telah bersiap diri untuk menghadapi wabah Ebola.

Masyarakat telah diedukasi untuk melakukan langkah-langkah kesehatan.

Langkah-langkah tersebut juga bisa mengendalikan penyebaran Covid-19.

Contohnya mengisolasi orang yang terinfeksi, melakukan pelacakan kontak, dan karantina mandiri.

Di Nigeria tim kesehatan yang semula bertugas memvaksinasi polio anak-anak di desa juga melakukan edukasi terhadap masyarakat tentang pandemi.

Baca Juga: Sebenarnya Seperti Apa Gangguan Penciuman yang Dialami Pasien Positif Covid-19? Begini Penjelasan Dokter Spesialis THT

Jadi, meskipun infrastruktur rumah sakit di sebagian besar negara Afrika kurang memadai, pengetahuan masyarakat terkait sistem kesehatan menjadi kekuatan tersendiri. (Maria Adeline Tiara Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Alasan Tingkat Kematian Covid-19 di Afrika Rendah, Bisa Ditiru"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait