Penulis
Intisari-Online.com – Pandemi virus corona yang melanda dunia juga menyasar ke tanah air kita, namun hingga kini angka kasus positif semakin bertambah.
Belum ada tanda-tanda kapan pandemi Covid-19 ini akan hengkang dari tanah air kita.
Kita diharapkan untuk terus waspada agar tubuh tidak terinfeksi dari virus corona ini.
Untuk itu kita juga harus mengenali gejala awal penyakit ini.
Sebagian orang yang terjangkit covid-19tidakmengalami gejala. Ada pula yang mengalami gejala ringan, sedang, hingga berat, bahkanhingga merengut nyawa.
Makanya, deteksi dini diperlukan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Diketahui gangguan penciuman jadi prediksi Covid-19 awal yang dianggap valid.
Bahkan bila dibandingkan dengan batuk, flu, polip, gangguan penciuman pada orang yang terjangkit covid-19 lebih khas karena sifat mendadak.
Seringkali setelah kehilangan penciuman, juga kehilangan pengecepan. Semua makanan yang masuk terasa hambar.
“Di beberapa studi menyebutkan kalau indera penciuman ada gangguan, kebanyakan Covid hanya di sel-sel hidung belum sampai ke sel-sel neuron.
Tapi bisa juga si virus ini mengenai tenggorokan, lalu ke paru tergantung orangnya, yang paling rentan di mana,” kata dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan, dr. Sakina Umar, Sp.THT-KL saat talkhshow kesehatan Radio Sonora dengan tema Bagaimana Virus Covid 19 Menyerang Indera Penciuman, Selasa (6/10/2020).
Ia menjelasan, penularan Covid 19 melalui droplet atau percikan ludah. Droplet ini bisa saja mengenai bagian tubuh mana saja.
Terutama di daerah mukosa dan paling dominan di saluran pernafasan. Sejauh ini dari penelitin yang diadakan, virus paling banyak berkumpul hidung dan tenggorokan.
Hal inilah yang membuat mekanisme tes swab dianjurkan pangembilan di belakang hidung dan tenggorlakan.
Sebenarnya bisa juga diambil sampel dari paru, namun tentu lebih mudah pengambilan di hidung dan tenggorokan.
Dokter Sakina menyarankan ketika ada gangguan penciuman secara mendadak walaupun tidak demam, batuk, segera lakukan tes swab untuk memastikan apakah terkena infeksi Covid 19 atau tidak.
Sebelum tes juga ada baiknya memposisikan diri sebagai pasien positif dengan melakukan isolasi mandiri.
Menurutnya, tes swab bisa dilakukan secepatnya begitu ada gangguan penciuman. Bila hasilnya negatif bisa juga diulang 3 hari kemudian untuk memastikan.
Bila hasilnya tetap negative bisa bernafas lega karena bukan terkena Covid 19, namun tetap dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan penyebab gangguan penciuman tersebut.
Dari hasil penelitian, gangguan penciuman, ditemukan sekitar 30-70 persen yang terinfeksi Covid 19.
Gangguan penciuman pada pasien positif Covid 19, biasanya dialami dalam hitungan hari, seminggu atau maksimal 30 hari.
“Ketika virus menduduki epitel hidung di bagian atas, akan sembuh lebih cepat. Hampir 90 persen sembuh dalam hitungan hari.
Namun ketika mengenai sensori ke otak sembuh akan akan lebih lama. Sangat sedikit yang gangguan penciumannya bersifat permanen.
Bila 3 bulan tanpa treatment, berusia lanjut, serta ada gangguan neurologic lainnya, gangguan penciuman biasanya permanen,” ujarnya lagi.
Gangguan perasa yang menyertai gangguan penciuman biasanya membuat makanan menjadi hambar.
”Pada pasien covid tidak merasakan asam pahit manis. Kalau disebabkan virus lain manis dan pahit masih bisa merasakan. Walaupun belum clear karena penelitian mengenai Covid 19 masih berlanjut terus,” kata dokter dari RS Siloam Kebon Jeruk ini. (Lilis Setyaningsih)
Baca Juga: Pakai Masker Saja Tidak Cukup, Begini Pencegahan Covid-19 yang Harus Dilakukan Sepanjang Waktu
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Gangguan Penciuman Orang Positif Covid-19 Lebih Khas, Dokter Spesialis THT Beri Penjelasan"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari