Beberapa menit kemudian, saturasi oksigen di tubuh Amirah terus menurut sedikit demi sedikit.
"Tidak berapa lama, seorang perempuan menelpon saya, dia perawat di ruangan ICU. 'Ibu sudah tidak ada, pak'. Di situlah duniaku tiba-tiba gelap, langit runtuh, tanah yang dipijak amblas ditelan bumi," kenang Ihsan.
Ihsan kemudian diminta datang segera ke RS Sayang Rakyat untuk mengurus jenazah istrinya itu.
Mulai proses memandikan, mengafani, hingga mengimami sholat jenazah Amirah.
Ihsan memang sengaja turun langsung dalam proses ini sesuai wasiat yang diberikan Amirah kepadanya.
"Saya bangga karena aku menunaikan wasiat saya. Tanganku sendirilah yang membersihkan jenazahnya, membelai wajahnya terakhir kalinya," lanjutnya.
Malam harinya sekitar pukul 22.30, Ihsan bersama rombongan berangkat menuju pemakaman Pemprov Sulsel di Macanda, Gowa.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR