Namun, kesuksesan awal militernya membuat posisi Presiden Anwar Sadat menjadi lebih kuat di kawasan Timur Tengah dan secara internasional.
Di saat yang sama, Amerika Serikat, yang selama ini didekati Sadat, turun tangan untuk memaksa pengunduran sebagian pasukan Israel dari Semenanjung Sinai.
Pada November 1977, Presiden Anwar Sadat berkunjung ke Jerusalem untuk menggelar pembicaraan damai dengan Israel.
Sadat menjadi kepala negara Arab pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Israel.
Pembicaraan awal kedua negara kemudian mencapai puncaknya setahun kemudian di Camp David ketika Presiden Sadat dan PM Begin resmi menyepakati perjanjian damai pada 17 September 1978.
Kesepakatan ini terdiri atas dua bagian yaitu "Kerangka Kerja untuk Perdamaian di Timur Tengah" dan "Kerangka kerja untuk Perjanjian Damai antara Mesir dan Israel".
Kesepakatan kedua berujung pada penandatanganan damai Mesir-Israel yang diteken pada 26 Maret 1979.
Sementara kerangka kerja bersama pertama adalah dasar untuk upaya penghentian konflik Arab-Israel secara umum.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR