Intisari-Online.com - Seorang presiden ditembak mati tentaranya sendiri setelah berani mendeklarasikan perdamaian dengan Israel.
Hal yang patut diwaspadai para pemimpin Uni Emirat Arab, yang baru saja menyaakan damai dengan negara Yahudi tersebut.
Apalagi, riak-riak penolakan terkait kesepakatan yang diprakarsai dan difasilitasi oleh Amerika Serikat tersebut mulai muncul.
Banyak negara yang mulai mengecam keputusan tersebut, khususnya Palestina dan Iran.
Para pemimpin Uni Emirat Arab seolah lupa bahwa mengambil keputusan damai dengan Israel bisa membahayakan nyawa mereka sendiri.
Terutama setelah baru-baru ini negara tersebut disebut-sebut sudah berani membangun fasilitas intelijen bersama Israel.
Sebuah fasilitas yang akan membuat Israel semakin leluasa di Timur Tengah, dan tentu saja membuat UEA makin dimusuhi negara Islam.
Suatu kondisi yang pernah dialami sebuah negara Arab 41 tahun lalu, yang berakhir dengan kematian presiden mereka.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR