Advertorial

Banyak Musuh Mengelilingi, Ini Doktrin Pertahanan yang Dimiliki Israel untuk Jaga Kelangsungan Hidupnya, Malah Ampuh Dicontek Iran!

Khaerunisa

Penulis

Israel antara tahun 1950-an hingga 1970-an selalu menjadi sasaran ancaman perang yang berkelanjutan. Bagaimana Israel menghadapinya?
Israel antara tahun 1950-an hingga 1970-an selalu menjadi sasaran ancaman perang yang berkelanjutan. Bagaimana Israel menghadapinya?

Intisari-Online.com - Israel antara tahun1950-an hingga 1970-an selalu menjadi sasaran ancaman perang yang berkelanjutan.

Kelangsungan hidupnya terancam, sementara negara-negara tetangganya tidaklah bersahabat.

Bahkan, Israel dikeliingi musuh besar yang didukung oleh negara adidaya bersenjata nuklir.

Pengaturan strategis yang berbahaya ini menghasilkan tiga perang besar.

Baca Juga: Warga Israel Muak akan Penanganan Buruk Pandemi Covid-19, Perdana Menteri Benjamin Netahayu Dituntut Mengundurkan Diri: 'Cukup Denganmu!'

Salah satunya adalah Perang Yom Kippur tahun 1973.

Salah satu cara Israel mengatasi masalahnya adalah dengan membangun aliansi dengan kekuatan global.

Pertama Prancis, kemudian Amerika Serikat.

Prancis kemudian membantu Israel untuk memperbaiki persenjataan nuklirnya.

Namun aliansi dan persenjataan saja tidak cukup.

Baca Juga: Trik Hemat Listrik dengan Letakkan Selembar Kertas pada Pintu Kulkas, Begini Cara dan Penjelasannya

Israel harus membangun persahabatan lebih luas lagi dengan para tetangga dan musuhnya.

Hasilnya adalah Doktrin Pinggiran, yakni saat Israel mencari kerja sama dengan negara-negara non-Arab seperti Turki dan Iran untuk bekerja melawan tetangga-tetangga Arab.

Seperti yang dicatat oleh Yossi Alpher, seorang ahli strategi Israel dan mantan perwira intelijen, Israel juga berhubungan dengan negara pinggiran lainnya.

Termasuk dengan Sudan dan Ethiopia, yang kontrolnya terhadap hulu sungai Nil mengancam Mesir.

Baca Juga: Tak Perlu Turun Tangan Langsung Hadapi China di Laut China Selatan, Negara ASEAN Ini Bisa Dimanfaatkan Amerika untuk Melawan China

Lalu dengan man dan Maroko, lalu dengan kelompok minoritas yang terkepung seperti orang Kurdi di Irak atau orang Kristen Maronit di Lebanon.

Namun jatuhnya sekutu pinggiran seperti Iran dan terjadinya perjanjian damai dengan Mesir serta Yordania, membuat keamanan dan Doktrin Pinggiran itu usang.

Tetapi pada waktunya, ancaman baru bagi Israel akan muncul: Iran.

Dan, dalam salah satu ironi besar dalam sejarah, Iran sendiri memiliki strategi yang mirip dengan Doktrin Pinggiran Israel.

Baca Juga: Padahal Sudah 60 Tahun Lebih Menunggu Jadi Pewaris Ratu Elizabeth II, Pangeran Charles Malah Dikabarkan Akan Serahkan Takhta pada Pangeran William, Mengapa?

Doktrin Pinggiran Iran

Iran tidak sepenuhnya terputus dari tetangganya seperti Israel pada waktu itu dan Iran juga memiliki opsi untuk membangun aliansi di pinggiran Arab.

Kemitraan mereka yang paling terkenal adalah dengan Houthi di Yaman.

Namun upaya Iran untuk meminjam Doktrin Pinggiran Israel berada di bawah tekanan yang meningkat.

Keterasingannya di wilayah ini semakin dalam dan hubungan dengan tetangga-tetangga Teluk semakin menurunkan hubungan.

Lebih jauh, Iran tidak memiliki mitra kekuatan besar yang dalam dan dapat dipercaya.

Dan bahkan jika itu bisa terwujud, infrastruktur kritis dan kemampuan militer Iran harus ditangani terlebih dahulu sebelum dapat mendekati kekuatan unilateral gaya Israel. (Muflika Fuaddah)

Baca Juga: Telat Sedikit Dalam Evakuasi Warga, Pejabat-pejabat Ini Auto Dipecat Kim Jong-Un Setelah Kerusakan Akibat Badai Hancurkan Kota Ini, Pakar: Pencitraan!

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini

Artikel Terkait