"Ini membuat AS harus bersiap-siap dan tidak boleh berpuas diri, karena kalau tidak AS bisa dibalap begitu saja oleh China."
Studi yang dipimpin oleh Angkatan Udara AS itu dilakukan setelah Beijing membongkar rencana ambisius tiga tahun lalu untuk menjadi pemimpin teknologi AI di dunia tahun 2030 mendatang.
Studinya membandingkan strategi dan kekuatan teknologi AI dari kedua negara baik untuk tujuan umum dan militer.
Militer AS menerima hasil laporan awal tahun 2019, tapi baru dibuka ke publik bulan kemarin.
China mungkin ketinggalan dari AS untuk urusan lingkungan inovasi yang umum, seperti sistem hukum dan kebebasan jurnalisnya.
Namun, dalam studi itu tercatat jika mereka memiliki keunggulan besar untuk urusan data-data besar, yang penting untuk pengembangan aplikasi AI.
China unggul karena populasi China sebanyak 4 kali daripada populasi AS.
Artinya, firma teknologi dapat menarik database lebih besar di China daripada di AS.
Baca Juga: Ini Dia Obat Penurun Panas Alami untuk Obati Karena Virus dan Pilek
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR