Advertorial
Intisari-Online.com - China nampaknya sudah mempersiapkan segala hal sebelum mereka mengklaim Laut China Selatan sebagai wilayah mereka.
Sebab, pasca klaim itu,China telah membangun serangkaian jaringan pengawasan yang mencakup beberapa bagian Laut China Selatan.
Dilansir dariforbes.com pada Minggu (23/8/2020), banyak di antaranya berada di perairan China, tetapi beberapa mengapung di perairan internasional.
Jika jaringan pengawasanitu masih berada diperairanChina, maka tidak apa-apa.
Tetapi jika itu di perairan internasional, maka bisa jadikontroversi.
Soal jaringan pengawasanitu sendiri,Angkatan Laut China (PLAN) diyakini berusaha untuk mengendalikan Laut China Selatan.
Di mana jaringan pengawasan itumungkin bagian dari jaringan sensor yang jauh lebih besar.
Tapi sebagian besar tidak terlihat di bawah gelombang.
Inilah yang dapat memperkuat keunggulan strategis China atas negara lain di kawasan itu.
Bahkan dapat digunakan untuk memantau pergerakan Angkatan Laut AS.
Menurut penelitian CSIS 'Asian Maritime Transparency Initiative, jaringan pengawasan adalah bagian dari apa yang disebut China sebagai “Blue Ocean Information Network” atau "Jaringan Informasi Laut Biru".
Beberapa informasi tentang jaringan pengawasan itu terungkap pada pameran Langkawi International Maritime and Aerospace pada 2019.
Platform tersebut membawa berbagai sensor dan komunikasi.
Ini termasuk menara sensor elektro-optik / inframerah, radio frekuensi tinggi, dan tiang seluler.
Sebagian besar juga memiliki kubah radar besar di atasnya, yang mungkin menjadi sensor utama.
Platform tidak dihuni dan jarang membutuhkan perawatan.
Denganjaringan pengawasan ini, China telah meningkatkan jangkauan radarnya di Laut China Selatan.
Mereka sekarang memiliki rantai tak terputus antara Hainan dan pangkalannya di Kepulauan Paracel dan Spratly.
Banyak dari pulau-pulau ini sudah memiliki situs radar.
Contoh Pulau Woody di Paracels adalah tempat milik China yang baru-baru ini mengerahkan jet tempur Flanker selama latihan kapal induk Angkatan Laut AS USS Ronald Reagan (CVN 76).
Dalam beberapa hal, ini mirip dengan sistem SOSUS yang terkenal digunakan oleh Angkatan Laut AS selama Perang Dingin.
Namun teknologi yang digunakanoleh China akan jauh lebih baru dan sesuai dengan lingkungan setempat.
Akan tetapi secara alami teknologi, lokasi, dan statusnya, ini adalah rahasia militer China.
Sebab, jaringan pengawasan itu tidak dapat dilihat dari kapal yang lewat.