Beberapa negara telah dihubungi Rusia untuk menjadi partner proyek ini, termasuk China dan Turki.
Namun, hanya Ankara yang menanggapi permintaan Rusia dan terlibat dalam pembangunan Su-57 bersama Rusia.
China sendiri, kita ketahui, sedang mengembangkan program kelanjutan jet tempur generasi selanjutnya dari jet tempur siluman J-20.
Turki juga memiliki proyek akuisisi sistem anti pesawat terbaru yaitu S-400, dan pergantian jet tempur F-35 dari AS.
Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Didominasi Orang yang Berpendidikan Tinggi, Menaker: Ini Ironi...
Secara teori, kedua negara bisa diuntungkan dengan baik.
Turki bisa menggunakan ahli mesin mereka dan Rusia dapat mendapat suntikan dana yang tidak sedikit.
Dapat disimpulkan, meskipun ada kesalahan dan terlambatnya produksi Su-57, program ini sepertinya akan masuk ke dalam alutsista Rusia sesuai jadwal.
Meski begitu, masih perlu dilihat dengan siapa Rusia akan berpartner untuk kembangkan proyek senjata tempur ini atau akan dijual ke siapa saja.
Topik itu, untuk saat ini, bersifat sangat rahasia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Source | : | national interest |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR