Advertorial
Intisari-online.com -Su-57 buatan Sukhoi digadang-gadang menjadi jet tempur paling canggih yang akan dimiliki Rusia.
Namun pembangunan jet tempur ini menghadapi masalah teknis dan terutama urusan duit.
Rusia hampir tidak punya uang sama sekali untuk membangun visi mereka mengalahkan AS dengan jet tempur F-35 mereka.
Demi menghadapi macetnya pembiayaan pembangunan jet tempur tersebut, Rusia berulang kali mencari suntikan dana dan negara yang mau berinvestasi di senjata tersebut.
Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin umumkan jika ia memesan 66 jet tempur untuk perkuat militer Rusia.
Kemudian baru-baru ini, perusahaan pertahanan dan pesawat Rusia United Aircraft Corporation, mengunggah foto setidaknya 1 jet tempur Su-57 berada di pangkalan pesawat perusahaan, di Komsomolsk-on-Amur, Timur Jauh Rusia, berdekatan dengan China dan Jepang.
Jika produksinya berlangsung sesuai jadwal, maka 66 pesanan tersebut akan diantarkan ke Putin pada 2027 mendatang.
Menariknya, pengumuman Putin dan tanggal pengiriman dari perusahaan beda 1 tahun.
Masih belum jelas apakah itu kesalahan manusia di pihak administrasinya atau bagian lain dalam kisah tanggal pengiriman peralatan militer Rusia yang selalu berubah.
Su-57, generasi kelima jet tempur Rusia, memiliki spesifikasi jet tempur dua mesin.
Tidak hanya itu, ia memiliki desain sempurna untuk disebut jet tempur siluman.
Manuvernya digadang-gadang sangat cepat karena kemampuannya membelok yang sangat tajam.
Disebutkan juga bahwa akan ada tempat penyimpanan senjata untuk karakteristik penerbangan yang lebih baik.
Belum selesai dengan itu, ada kemampuan khusus jet tempur ini yaitu bisa mengurangi penampang radar.
Meski begitu, Su-57 menghadapi kendala yang cukup besar.
Selain masalah pendanaan yang hampir tidak ada, tahun lalu, jet tempur Su-57 jatuh saat uji penerbangan.
Penyebabnya disebutkan sebagai "kegagalan teknis sistem kontrol jet tempur," menurut media Rusia TASS.
Seorang sumber nyatakan jika jatuhnya jet tempur tersebut dikarenakan kegagalan mesin permukaan kontrol ekor.
Meskipun disebutkan Su-57 sangat canggih dan memiliki sejumlah kemampuan yang sangat kompeten, program Su-57 justru disebut jauh dari sempurna.
Salah satu penghambatnya adalah platform mesin Su-57.
Su-57 tidak menggunakan mesin terbaru, tapi malah menggunakan mesin tua yang kemampuannya biasa-biasa saja.
Masalah mesin ini disebut-sebut penyebab mengapa India tidak jadi ikut bergabung dalam program ini.
India awalnya adalah partner awal program ini dan menjadi sokongan dana yang menguntungkan bagi Rusia, tapi dengan segera India mengurungkan niatnya dan membatalkan pesanan jet tempur tersebut.
Beberapa negara telah dihubungi Rusia untuk menjadi partner proyek ini, termasuk China dan Turki.
Namun, hanya Ankara yang menanggapi permintaan Rusia dan terlibat dalam pembangunan Su-57 bersama Rusia.
China sendiri, kita ketahui, sedang mengembangkan program kelanjutan jet tempur generasi selanjutnya dari jet tempur siluman J-20.
Turki juga memiliki proyek akuisisi sistem anti pesawat terbaru yaitu S-400, dan pergantian jet tempur F-35 dari AS.
Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Didominasi Orang yang Berpendidikan Tinggi, Menaker: Ini Ironi...
Secara teori, kedua negara bisa diuntungkan dengan baik.
Turki bisa menggunakan ahli mesin mereka dan Rusia dapat mendapat suntikan dana yang tidak sedikit.
Dapat disimpulkan, meskipun ada kesalahan dan terlambatnya produksi Su-57, program ini sepertinya akan masuk ke dalam alutsista Rusia sesuai jadwal.
Meski begitu, masih perlu dilihat dengan siapa Rusia akan berpartner untuk kembangkan proyek senjata tempur ini atau akan dijual ke siapa saja.
Topik itu, untuk saat ini, bersifat sangat rahasia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini