Advertorial
Intisari-Online.com -Satuan Tugas Penanganan Covid-19 kembali mengumumkan tambahan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan dalam situs web www.covid19.go.id yang dikutip Kompas.com pada Sabtu (15/8/2020) sore.
Hingga Sabtu (15/8/2020), data pemerintah menunjukkan ada 91.321 pasien yang sembuh dari Covid-19.
Dalam 24 jam terakhir, terdapat penambahan sebanyak 1.703 pasien sembuh.
Mereka dinyatakan sembuh setelah dua kali dinyatakan negatif virus Corona berdasarkan hasil pemeriksaan melalui metodepolymerase chain reaction(PCR).
Sementara itu, pasien yang meninggal akibat Covid-19 bertambah 50 orang, sehingga totalnya hingga saat ini menjadi 6.071 orang.
Kemudian, pemerintah melaporkan penambahan kasus baru positif Covid-19 sebanyak 2.345 orang.
Dengan demikian, terdapat 137.468 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 sejak pengumuman kasus perdana pada 2 Maret 2020.
Adapunsebanyak 40.076 orang atau 29,2 persen dari total kasus masih dalam perawatan.
Vaksin virus corona dari Rusia
Dilansir dari Aljazeera pada Kamis (13/8/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan, Rusia telah menjadi negara pertama yang memberikan persetujuan regulasi untuk vaksin Covid-19 pada 11 Agustus 2020.
Adapun vaksin ini telah menunjukkan "kekebalan yang stabil" terhadap virus corona baru dan telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan.
Apa itu Sputnik V?
Sputnik V merupakan vaksin yang dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya bekerja sama dengan kementerian pertahanan Rusia.
Tindakan ini didasarkan pada vaksin yang terbukti melawan adenovirus, flu biasa.
Menurut Kementerian Kesehatan Rusia, vaksin ini diharapkan dapat memberikan kekebalan dari virus corona penyebab Covid-19 hingga dua tahun.
Namun, hasil uji coba terbatas belum dipublikasikan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, pihaknya menantikan untuk meninjau uji klinis.
Apakah vaksin ini aman?
Pihak pengembang mengatakan, vaksin itu termasuk aman untuk digunakan.
Sementara, Putin menilai vaksin Sputnik V cukup efektif dan memberikan kekebalan yang berkelanjutan berdasarkan tanggapan anaknya terhadap suntikan itu.
Para ilmuwan di Barat telah menyuarakan keprihatinan atas kecepatan pengembangan vaksin Rusia.
Mereka beranggapan bahwa para peneliti mungkin mengambil jalan pintas setelah mendapat tekanan dari pihak berwenang untuk mengirimkannya.
Meski begitu, ahli virologi Rusia juga telah memperingatkan bahwa vaksin itu bisa berbahaya bagi orang yang memiliki antibodi terhadap virus tersebut.
Selain itu, WHO juga pekan lalu mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman yang ditetapkan dan melalui semua tahapan yang diperlukan untuk mengembangkan vaksin yang aman.
Diketahui, diberikannya cap persetujuan pada kandidat vaksin akan membutuhkan tinjauan keamanan yang ketat dari data uji coba.
Kapan akan tersedia untuk umum?
Sertifikat pendaftaran di situs web Kementerian Kesehatan Rusia mencatat bahwa vaksin tersebut akan memasuki sirkulasi sipil pada 1 Januari 2021.
Wakil Perdana Menteri Rusia sekaligus pihak yang bertanggung jawab atas masalah kesehatan, Tatyana Golikova mengungkapkan, para pejabat berharap vaksinasi tenaga medis dapat dimulai pada akhir Agustus atau awal September.
Sementara, Kepala RDIF Dmitriyev mengatakan kampanye vaksinasi massal akan dimulai di antara relawan di Rusia pada Oktober, sebulan setelah produksi industri diharapkan diluncurkan.
Sebab, sudah sebanyak 20 negara telah memesan lebih dari 1 miliar dosis.
(Haryanti Puspa Sari/Retia Kartika Dewi)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "UPDATE 15 Agustus: Bertambah 1.703 Orang, Total 91.321 Pasien Sembuh dari Covid-19" dan"Vaksin Virus Corona dari Rusia 'Sputnik V', Bagaimana Cara Kerjanya?")