Mereka dipanggil oleh Presiden Ashraf Ghani, setelah pihak berwenang awalnya menolak pembebasan para milisi, yang dituduh telah melakukan kejahatan berat termasuk serangan-serangan brutal yang menewaskan warga Afghanistan serta warga negara asing.
Afghanistan dan Taliban mengatakan, mereka siap memulai pembicaraan damai di Doha, Qatar, dalam beberapa hari ke depan setelah para tahanan dibebaskan.
Para tahanan yang dibebaskan itu termasuk sekitar 44 pemberontak yang diperhatikan khusus oleh Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya, atas peran mereka dalam serangan tingkat tinggi.
Sebelumnya pada Kamis (13/8/2020) Ghani telah memperingatkan, pembebasan para tahanan itu adalah "bahaya" bagi dunia.
"Sampai dengan masalah ini, ada konsensus tentang keinginan untuk berdamai tetapi tidak tentang pengorbanannya," ucap Ghani dalam konferensi video yang diadakan oleh sebuah lembaga konsultan AS.
"Kami sekarang telah membayar cicilan besar untuk biaya itu, dan itu berarti perdamaian akan memiliki konsekuensi," tambahnya.
Menurut Ghani, pembebasan "penjahat kelas kakap" dan pengedar narkoba "kemungkinan besar akan menimbulkan bahaya baik bagi kami maupun bagi (Amerika) dan dunia."
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR