Sankei mengutip pejabat pemerintah senior yang sebutkan peringatan Beijing sebagai "deklarasi pendendam yang berniat untuk mengesahkan provokasi setelah akhir pelarangan aktivitas pemancingan ikan."
Sebelumnya hal yang sama telah terjadi pada 2016, dan saat itu 72 kapal ikan ditemani dengan 28 kapal pemerintah beroperasi di perairan tersebut selama 4 hari penuh, bebas dari hukuman.
Kapal penjaga pantai China telah mendesak terus-terusan selama 18 bulan, memaksa masuk ke wilayah teritori Jepang atau zona sengketa di sekitar pulau tersebut dan mengabaikan permintaan untuk pergi.
Sampai saat ini, kapal-kapal pemerintah China selalu muncul di wilayah tersebut selama 111 hari berturut-turut sebelum akhirnya pergi karena ada badai.
"Terlihat sangat jelas jika China berusaha menggantikan penjaga pantai Jepang di perairan tersebut dalam koridor kemampuan mengontrol dan mengamankan kapal lain." ujar Garren Mulloy, profesor hubungan internasional di Daito Bunkyo University, spesiaslis isu keamanan regional.
"Itu artinya mereka secara efektif mengganti pemerintah lokal di pulau itu dan menggunakan itu untuk lancarkan klaim mereka terhadap kontrol kedaulatan.
"Itu tentunya sangat serius dan layaknya mimpi buruk bagi Jepang."
Keterbatasan militer Jepang
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR