Advertorial
Intisari-Online.com -Amerika Serikat, di atas segala retorikanya, kerap melakukan berbagai cara licik untuk memenangkan perang, termasuk melancarkan Operation Popeye saat perang Vietnam.
Seperti saat mereka menggunakan bom atom untuk meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki karena kewalahan menghadapai Jepang saat perang Pasifik.
Amerika Serikat juga melakukan sebuah strategi perang terlarang di Vietnam saat menyadari mereka keteteran menghadapi ketangguhan tentara Vietcong.
Proyek yang oleh beberapa orang disebut seperti 'meminjam tongkat Dewa Zeus' itu sendiri sebenarnya sempat disangkal oleh AS.
Namun, saat akhirnya terungkap, dunia murka hingga akhirnya sepakat membuat aturan untuk melarang praktik tersebut saat perang.
Strategi apa yang dimaksud? Mari kita simak ulasannya.
Ini adalah proyek rahasia yang diharapkan dapat membuat Amerika Serikat (AS) memenangkan Perang Vietnam.
Saat itu, Perang Vietnam telah berlangsung selama lebih dari satu dekade dan mengakibatkan lebih dari 8.000 tentara AS meninggal.
Pemerintah AS pun memiliki ide dengan melihat ke langit, ya, dengan merekayasa cuaca.
"Pemantauan ketat lalu lintas pasukan dan truk di sepanjang rute yang telah diguyur hujan terbukti membuat gerak musuh terganggu," kata Letnan Kolonel Ed Soyster.
Operasi rahasia yang dinamakan Popeye, pun segera dilaksanakan dengan tujuan merusak jalan dan menghambat pasukan Vietnam.
Amerika berharap hujan dengan intensitas tinggi dapat sebabkan banjir, tanah longsor, dan menghanyutkan penyebarangan di sungai-sungai.
Antara sekitar bulan Mei hingga Oktober, kandungan merkuri naik hingga 90 derajat dan kelembapannya bisa mencapai 90 persen.
Berat air yang bergejolak membalikkan angin muson dan mengakibatkan kota metropolitan utara Hanoi memiliki curah hujan 8,3 inci pada bulan Juli.
Sedangkan Ho Chi Minh City di selatan, di mana angin muson datang sedikit lebih telat, mengakibatkan curah air yang rata-rata naik 11 inci setiap September.
Rekayasa cuaca dilakukan dengan pembibitan awan.
Yakni metode untuk merangsang presipitasi buatan, seperti hujan atau salju.
Praktik ini diperkirakan berasal pada tahun 1946, saat Vincent Schaefer, seorang ahli kimia melakukan eksperimen.
Schaefer memperhatikan bahwa inti kondensasi awan dapat direkayasa dan dibuat untuk menciptakan hujan atau salju.
Dia menempatkan melakukan eksperimennya di atas Pegunungan Berkshire di Massachusetts dan berhasil menciptakan curah hujan.
BahkanNew York Timesmenulis dalam berita kematiannya:
“Dia dielu-elukan sebagai orang pertama yang benar-benar melakukan sesuatu tentang cuaca dan tidak hanya banyak omong.”
Pada awalnya, tidak ada seorang pun yang mempertimbangkan tentang penggunaan lebih jauh dari metode pembibitan awan ini.
Namun pada 20 Maret 1967 hingga lima tahun ke depannya, "fase operasional" Popeye dimulai.
Sekitar 2.000 penerbangan dilakukan pilot dan kru Amerika di wilayah tertentu Vietnam dengan membawa tabung perak atau iodida.
Yakni dua sumber utama inti kondensasi air.
Awak pesawat akan menyalakan tabung dan melepaskan asap kaya partikel ke dalam badai yang ada.
Jika semua berjalan dengan baik, sentakan buatan ini dapat memacu bertambahnya curah hujan.
Dari Maret 1967 hingga Juli 1972 militer AS pun diketahui menghabiskan lebih dari 3 juta Dollar AS per tahun untuk usaha rahasia ini.
“Membuat lumpur, bukan perang,” adalah julukan resmi dari pilot Angkatan Udara yang melakukan misi ini.
Operasi Popeye ini kemudian bocor pada 1971 dan dibantah oleh pejabat pemerintahan Nixon.
Kemudian pada Juli 1972New York Timesmenerbitkan kisah mereka sendiri tentang operasi Popeye dengan rincian tersendiri.
Setelah rincian Operasi Popeye dipublikasikan, para legislator pun mulai mendorong sebuah perjanjian internasional.
Yakni perjanjian yang melarang pengunaan rekayasa cuaca dalam peperangan.
Perjanjian internasional ini melarang militer melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan "gempa bumi, tsunami, perubahan cuaca, perubahan arus laut, perubahan lapisan ozon, dan perubahan keadaan ionosfer.”
(Muflika Nur Fuaddah)