Capai 58.365 Kematian, Jumlah Korban Virus Corona di Amerika Melebihi Korban Perang Vietnam, Sementara Vietnam Miliki 0 Kasus Kematian

Mentari DP

Penulis

Jumlah pasien virus corona yang meninggal di Amerika Serikat mencapai 58.365 orang per Selasa (26/4/2020) malam.

Intisari-Online.com - Seperti yang kita tahu, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus positif virus corona (Covid-19) terbanyak di dunia.

Dilaporkan ada 1 juta lebih kasus virus corona yang telah menginfeksi warga negeri Paman Sam tersebut.

Dan selain itu, Amerika Serikat juga memiliki jumlah kasus kematian terbanyak akibat virus corona.

Dilansir dari npr.org pada Rabu (29/4/2020), selama tiga bulan sejak kasus kematian pertama Covid-19 di Amerika Serikat, sudah puluhan nyawa melayang karena pandemi ini.

Baca Juga: Nekat Mudik Meski Sudah Dilarang, 8 Orang dalam 1 Mobil Travel dari Jakarta Positif Virus Corona

Menurut Universitas Johns Hopkins, jumlah pasien virus corona yang meninggal di Amerika Serikat mencapai58.365 orang per Selasa (26/4/2020) malam.

Angka tersebut sekitarsekitar 17,6 kematian per 100.000 penduduk.

Dengan data itu, maka jumlah kematian dari virus corona di Amerika Serikat jauh lebih tinggi daripada jumlah nyawa yang hilang saat Amerika Serikat berada di Perang Vietnam.

Baca Juga: Pernah Jatuhi 1.000 Cambukan dan Buat Orang Hampir Tewas, Kini Pemerintah Arab Saudi Hapus Hukuman Cambuk, Ini Hukuman Penggantinya

Perlu Anda ingat, selama tahun 1968 adalah tahun yang paling mematikan bagi warga Amerika Serikat.

Saat itu, mereka sedang berperang diVietnam.

Kala itu, 58.220 orang Amerika meninggal selama hampir dua dekade di Vietnam.

Angka itu, sekitar8,5 tentara terbunuh untuk setiap 100.000 penduduk Amerika Serikat.

Korban harian tertinggi bagi orang Amerika yang berperang dalam Perang Vietnam adalah pada 31 Januari 1968.

Waktu itu, 246 personel Amerika Serikat tewas selama Serangan Tet.

Selain jumlah korban yang meninggal, ada persamaan-persamaan yang lain antara pandemi virus corona dan perang Vietna,

Setiap harinya, para reporter di lapangan melaporkan kekacauan di Vietnam dalam acara-acara televisi.

Mirip seperti sekarang.

Di mana berita mengenai pandemi virus corona setiap hari disiarkan di televisi.

Sementara perbedaannya, selama Perang Vietnam, kelima presiden yang memimpin Amerika Serikat saat itu,dari Dwight Eisenhower ke Gerald Ford, hanya sesekali berpidato tentang perang itu.

Tapi kini, warga Amerika Serikat selalu melihat Presiden Donald Trump muncul di televisi setiap malam dan membahas pandemi virus corona.

Baca Juga: Sangat Kental dan Panjang, Begini Penampakan Lendir yang Diduga Dikeluarkan Pasien Covid-19, Bikin Mual!

Dia disebutkan selalu mendominasi konferensi-konferensi dengan pidato yang panjang.

Ada saja klaim yang Trump nyatakan.

Misalnya pemerintahannya mulai bisa 'mengendalikan' pandemi virus corona yang luar biasa itu.

Lalu menjanjikan banyak hal sampai mengancam negara-negara lain terkait pandemi Covid-19.

Dan hasilnya cukup baik.

Sebab, kurang dari seperempat responden dalam jajak pendapat nasional baru-baru ini menyatakan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap Trump.

Hal berbeda terjadi pada awal 1966, di mana ada banyak kritik yang disampaikan kepadaPresiden Lyndon Johnson tentang perang.

Karena ini malah semakin membuatnya tidak populer dan menurunkan kredibilitasnya.

Dan apa yang terjadi di Vietnam terkait Covid-19?

Berbanding terbalik dengan Amerika Serikat, pada 24 April 2020, hanya ada 268 kasus positif virus corona di Vietnam.

Bahkan dalam delapan hari berturut-turut sudah tidak ada kasus baru.

Selain itu, Vietnam juga mencatat 0 kasus kematian.

Baca Juga: Sangat Kental dan Panjang, Begini Penampakan Lendir yang Diduga Dikeluarkan Pasien Covid-19, Bikin Mual!

Artikel Terkait