Advertorial

Usianya Hampir 100 Tahun, Mahathir Mohamad Ngaku Belum Mau Pensiun, Malah Ingin Maju Lagi dalam Pemilu Tahun 2023, 'Saya Masih Sehat...'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Tanggal 10 Juli 2020 kemarin,Mahathir bin Mohamad atau yang dikenal denganMahathir Mohamad genap berusia 95 tahun.

Pria kelahiran tahun 1925 di Alor Setar, Malaysia ini dikenal sebagaipolitikus Malaysia.

Bahhkan dia pernah dua kali menjabat sebagaiPerdana Menteri Malaysia.

Walau begitu,Mahathir Mohamad belum mau pensiun.

Baca Juga: Tidak Kasih Ampun, Militer Israel Hajar Suriah Habis-habisan Pakai Helikopter Tempur dan Rudal Anti-tank, 'Kami Siapkan Ratusan Serangan'

Bahkan dia MantanPerdana Menteri Malaysiaini memberi sinyal akan membentuk partai politik baru, jika dirinya dipecat dari partai Bersatu.

Padahal dia sudah menggeluti dunia politik Malaysia selama hampir 75 tahun.

“Jika akhirnya saya dipecat dari Bersatu, saya mempertimbangkan membentuk partai baru,” ucap Mahathir ketika diwawancarai Channel News Asia pada Rabu (22/7/2020).

Baca Juga: Diklaim Jadi Negara Teraman dari Covid-19, Israel Buat Alat Tes yang Hasilnya Bisa Keluar dalam 30 Detik, 'Tingkat Akurasinya Sampai 85%'

Adapun sosok berjuluk Dr M itu sedang menunggu keputusan akhir pengadilan mengenai banding pemecatannya dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia yang didirikannya.

Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur dijadwalkan akan menyampaikan keputusan pada 7 Agustus mendatang.

Ketika ditanya lebih jauh apakah dia akan kembali bertanding untuk kursi parlemen pada pemilu mendatang, Mahathir tidak memberikan jawaban pasti.

“Saya belum memutuskan."

"Satu hal yang pasti saya akan berkampanye aktif."

"Tentunya ada keterbatasan fisik mengingat saya akan berusia 98 tahun jika pemilu digelar pada 2023."

"Namun jika saya tetap sehat, saya akan turun memberikan dukungan kepada oposisi.”

Pemilu Malaysia harus digelar paling lambat Mei 2023. Desas-desus pemilu dini sekitar akhir 2020 atau awal 2021 bersliweran dalam beberapa bulan terakhir.

Riwayat pemecatan Mahathir

Mahathir bersama 4 parlementarian lain dipecat pada 28 Mei lalu dari Bersatu.

Pemecatan dilatarbelakangi penolakan Mahathir mengikuti kebijakan partai mendukung Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri baru "Negeri Jiran”.

Baca Juga: Jangan Sembarangan Beli,AdaHand Sanitizer yang Mengandung Zat Beracun, Bisa Sebabkan Kebutaan, Kejang, Koma, hingga Kematian!

Selain Mahathir, putranya mantan Menteri Besar Kedah Mukhriz Mahathir, mantan Menpora Syed Saddiq, mantan Menteri Pendidikan Maszlee Malik, dan Mantan Wakil Menteri Keuangan Amiruddin Hamzah juga didepak.

Suami Siti Hasmah itu mengecam pemecatannya “salah” dan “ilegal”.

Sejak kolapsnya koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin Mahathir pada Februari lalu, Bersatu pecah menjadi dua faksi yang masing-masing mendukung Mahathir dan Muhyiddin.

Mahathir dan Muhyiddin adalah mantan anggota Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai pengikat utama Barisan Nasional dan Perikatan Nasional.

Pada 2016 mereka membentuk Bersatu untuk melengserkan mantan Perdana Menteri Najib Razak, setelah diduga terlibat dalam skandal korupsi perusahaan dana investasi negara di kasus 1MDB.

Berbicara kepada Kompas.com, Profesor James Chin Direktur Asia Institute di Universitas Tasmania Australia menyampaikan, Mahathir tidak akan kesulitan membentuk partai baru karena reputasi dan pengalaman politiknya.

“Mahathir sedang mempertimbangkan sejumlah opsi. Partai baru adalah salah satunya."

"Masalah yang sedang dihadapinya adalah bagaimana meyakinkan Pakatan Harapan untuk mendukung dia kembali sebagai calon Perdana Menteri,” ujar pakar politik Malaysia itu pada Senin (20/7/2020).

Pakatan Harapan sendiri telah memutuskan akan mendukung Anwar Ibrahim sebagai calon PM.

Keputusan itu ditentang keras Mahathir yang berkali-kali menyebut Anwar tidak dapat memenangi pemilu.

Karena lemahnya dukungan pemilih Melayu terhadapnya.

(Ericssen)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mahathir Akan Dirikan Parpol Baru jika Dipecat Partai Bersatu")

Baca Juga: Kisah Pilu Dea yang Kehilangan Ayah, Ibu, dan Kakaknya yang Sedang Mengandung Hanya Dalam 4 Hari, 'Masih Pikir Virus Corona Tidak Ada?'

Artikel Terkait