Advertorial
Intisari-Online.com -Setelah mewabahnya virus corona di China yang bermula dari pasar seafood di Wuhan, pemerintah China telah melarang beberapa kotanya untuk mengonsumsi daging anjing dan kucing.
Kota pertama yang melarang warganya mengonsumsi daging anjing dan kucing adalah Kota Shenzhen.
Bahkan, bagi mereka yang melanggar akan menghadapi dendahingga 20.000 yuan (Rp39,8 juta).
Mengikuti Shenzhen, kota Zhuhai memberlakukan peraturan yang sama.
Dalam aturan yang disorongkan Pemerintah daerah Zhuhai disebut anjing seharusnya menjadi hewan pendamping.
Namun, festival daging anjingdi China kembali dibuka meski adagebrakan dari pemerintah China untuk meredam wabah corona dengan memperketat pasar daging segar.
Melansir SCMP, Senin (22/6/2020), para penyelenggara tetap melanjutkan acara 10 hari itu dengan menentang kampanye pemerintah untuk mencegah praktik tersebut.
Festival tahunan di kota barat daya Yulin ini biasanya menarik ribuan pengunjung.
Banyak orang yang akan membeli anjing yang dipajang di display di kandang yang sempit.
Namun, tahun ini jumlah pengunjung berkurang.
Para aktivis hewan berharap acara tahun ini bisa menjadi yang terakhir.
"Saya benar-benar berharap Yulin akan berubah, tidak hanya demi hewan tetapi juga untuk kesehatan dan keselamatan rakyatnya," kata Peter Li, spesialis kebijakan China dengan Humane Society International, sebuah kelompok hak asasi hewan.
“Mengizinkan pertemuan massal untuk berdagang dan mengonsumsi daging anjing di pasar yang ramai dan restoran atas nama festival menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan,” katanya.
Zhang Qianqian, seorang aktivis hak-hak hewan yang berada di Yulin pada hari Sabtu, mengatakan bahwa hanya masalah waktu sebelum festival daging anjing dilarang.
"Dari apa yang kami pahami dari percakapan kami dengan penjual daging, para pemimpin mengatakan bahwa konsumsi daging anjing tidak akan diizinkan di masa depan," katanya.
Zhang menambahkan, "Tapi melarang konsumsi daging anjing akan sulit dan akan memakan waktu."