Advertorial
Intisari-online.com -Warna kotoran ( feses) bayi kerap berubah selama satu tahun pertama kehidupannya.
Hal ini sekaligus menjadi salah satu indikator kesehatan si kecil.
Bayi yang mengonsumsi air susu ibu (ASI) secara eksklusif biasanya mengeluarkan kotoran bertekstur sangat lembek, berair, hingga berserat.
Hal ini tergolong normal.
Sementara itu, feses bayi yang diberi susu formula cenderung lebih padat.
Perlu diketahui, setiap bayi memiliki frekuensi buang air besar ( BAB) yang berbeda.
Sebagai contoh bayi baru lahir dengan ASI eksklusif.
BAB akan terjadi setiap bayi selesai menyusu dan ini adalah hal normal.
Kemudian, setelah usia enam minggu, biasanya bayi akan makin jarang BAB.
Lalu, untuk bayi yang diberi susu formula, frekuensi BAB-nya sekali sehari.
Kurang dari ini, bisa mengindikasikan si kecil mengalami sembelit.
Namun, agar lebih pasti apakah BAB bayi normal atau tidak, orangtua Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) bisa mengacu pada panduan berikut ini.
Hitam
Kotoran bayi baru lahir biasanya berwarna hijau kehitaman.
Namun, tak jarang saking pekatnya feses terlihat hitam.
Kondisi tersebut dinamakan mekonium dan terbilang normal.
Baca Juga: Resep Lontong Sayur Labu Siam, Mudah, Bergizi, dan Tentunya Sehat!
Sebab, ini menandakan usus bayi mampu bekerja dengan baik.
Kuning
Usai masa mekonium, kotoran bayi akan berubah menjadi kuning terang dan tak jarang terdapat semburat kehijauan.
Tak hanya itu, ada kalanya Genbest bakal menemukan titik-titik putih mirip biji wijen pada feses bayi.
Namun, tak perlu khawatir.
Kondisi feses yang seperti itu karena bayi mulai mengonsumsi ASI.
Ini sekaligus mengartikan si kecil sehat karena ASI terserap baik oleh tubuhnya.
Cokelat mirip selai kacang
Bayi yang sudah diberi susu formula umumnya akan mengeluarkan kotoran berwarna cokelat terang seperti selai kacang.
Namun, bisa juga cokelat kekuningan, bahkan kehijauan.
Genbest tak perlu khawatir, sebab kondisi tersebut masih terbilang normal.
Hijau berair
Kotoran bayi yang berwarna hijau bertekstur encer hingga berair sebenarnya masih terbilang normal.
Namun, tak jarang bisa juga sebaliknya.
Karena itu, untuk memastikan, Genbest perlu mengecek frekuensi BAB bayi, apakah lebih sering dari biasanya atau tidak.
Bila frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering, misalnya dari tiga kali menjadi enam kali dalam sehari, kemungkinan si kecil sedang diare.
Baca Juga: Smartphone Sharp Bangkit Lagi Lewat Aquos R3 dan Zero2 di Kelas Flagship, Harganya Menarik
Kondisi tersebut umumnya disebabkan bayi salah makan atau mengalami alergi terhadap suatu zat makanan.
Kuning kecokelatan
Hampir mirip dengan kondisi sebelumnya, Genbest perlu juga waspada.
Apabila bayi warna BAB bayi kuning kecokelatan dan bertekstur encer selama lebih dari dua hari, bisa jadi si kecil terserang diare.
Namun, jika tekstur feses keras, ini menandakan bayi mengalami konstipasi dan tergolong normal.
Hal yang perlu Genbest lakukan adalah mencukupi kebutuhan cairan si kecil agar tidak dehidrasi.
Merah
Segera bawa bayi ke dokter apabila ia mengeluarkan kotoran berwarna merah.
Pasalnya, kondisi ini mengartikan feses telah terkontaminasi dengan darah.
Kemungkinannya, bayi tengah mengalami infeksi, alergi, pendarahan usus, atau konstipasi (sembelit).
Untuk membantu dokter memastikan penyakit yang diderita bayi, jangan lupa bawa popok yang terdapat kotoran darah.
Putih
Meski jarang terjadi, apabila bayi tiba-tiba BAB berwarna putih, segera konsultasikan dengan dokter.
Kondisi tersebut umumnya mengindikasi si kecil tengah mengalami gangguan hati atau empedu.
Selain warna kotoran, Genbest juga perlu memperhatikan berat badan bayi.
Namun, agar lebih pasti, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
(Hotria Mariana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kondisi Kesehatan Bayi Bisa Dicek Lewat Warna Feses"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini