Advertorial
Intisari-Online.com - Najib Razak meninggalkan kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri Malaysia dengan mewariskan utang negara mencapai Rp3.500 triliun.
Seperti diketahui, Najib Razak menjabat dua periode yaitu tahun 2009-2013 dan 2013-2018.
Kemudian Mahatir Mohamad menggantikannya meski baru-baru ini dirinya mengundurkan diri.
Kala menjabat Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, akhirnya ikut buka suara terhadap krisis yang dialami oleh Malaysia.
Utang Malaysia ini berhilir pada kasus mega korupsi mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak beserta istri.
Yang pusing tentunya pemerintahan selanjutnya suksesi dari Najib ke tangan PM tertua dunia, Mahathir Mohamad waktu itu.
Tak sampai di situ, lebih jauh ternyata kepemimpinan Najib Razak juga menuai protes lain.
Yakni seputar caranya memerintah yang berbau kediktatoran.
Dilansir dari National Interest, pada Maret 2016, mantan wakil perdana menteri Malaysia saat itu, Muhyiddin Yassin , mengeluarkan pernyataan di Facebook yang memperingatkan bahwa negara tersebut telah jatuh ke dalam kediktatoran.
Yassin mengecam Perdana Menteri yang waktu itu berkuasa, Najib tun Razak karena mengawasi membungkam demokrasi di negeri Jiran ini.
"Dalam menghadapi kemarahan publik di kepemimpinannya, Najib menggunakan semua kekuatan yang dia miliki untuk menekan suara oposisi dan membungkam kritiknya," kata Yassin.
Baca Juga: Smartphone Sharp Bangkit Lagi Lewat Aquos R3 dan Zero2 di Kelas Flagship, Harganya Menarik
"Kami benar-benar menyaksikan runtuhnya institusi demokrasi dan munculnya kediktatoran baru."
Ini bukan kritik baru oleh Yassin, tapi mungkin itu adalah serangan paling kerasnya terhadap perdana menteri sampai pada saat itu.
Najib memecat Muhyiddin Yassin tahun 2015 setelah mengungkapskandal korupsi 1 Malaysian Development Berhad (1MDB) atau skandal 1MDB.
Sekitar 2 tahun lalu, pemerintah Indonesia telah setuju untuk menyerahkan kapal pesiar mewah senilai 250 Juta US Dollar (Rp3 triliun) kepada Malaysia.
Kapal tersebut sebelumnya di tahan di Bali pada awal tahun 2018 oleh pihak berwenang Indonesia.
Kapal berbendera Cayman Island ini ditangkap pada bulan Februari 2018 atas permintaan pemerintah AS sebagai bagian dari penyelidikan skandar korupsi yang dilucurkan Departemen Kehakiman (DOJ).
Disebut Diktator
Pernyataan Yassin menggemakan pernyataan serupa yang dirilis oleh mantan perdana menteri Mahathir Mohamad pada saat itu.
Mahathir, yang telah mengkritik keras Najib selama lebih dari setahun karena tuduhan korupsi yang meluas oleh Najib dan anggota keluarganya, kembali mengecamnya.
Mahathir, seperti Yassin, mengklaim bahwa perdana menteri memimpin Malaysia ke arah kediktatoran.
Najib dilaporkan mengatur putsch intrapartai yang menggulingkan putra Mahathir sebagai kepala menteri negara bagian Kedah pada tahun itu.
Meski begitu, waktu itu baik Mahathir maupun Yassin bukanlah pembawa pesan yang ideal untuk memperingatkan ancaman terhadap kebebasan Malaysia saat itu.
Mahathir dengan jelas memecat wakilnya saat itu, Anwar Ibrahim, pada 1998 setelah Anwar berselisih dengan perdana menteri mengenai kebijakan moneter dan kebutuhan akan kebebasan yang lebih besar di dalam partai yang berkuasa dan di Malaysia pada umumnya.
Mahathir kemudian terus mendominasi pemerintah ketika pihak berwenang mengejar kasus yang sangat meragukan terhadap Anwar untuk sodomi. (*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari