Advertorial

Ditaksir Indonesia, Rupanya Pembelian Kapal Perang Gowind Class dari Prancis Justru Jadi 'Borok' Memalukan Bagi Malaysia, Cuma Jadi Rongsokan Berkarat di Galangan Kapal

Tatik Ariyani

Editor

beberapa waktu lalu Indonesia berminat membeli korvet Gowind, jet tempur Rafale dan kapal selam Scorpene buatan Prancis.
beberapa waktu lalu Indonesia berminat membeli korvet Gowind, jet tempur Rafale dan kapal selam Scorpene buatan Prancis.

Intsiari-Online.com - Mengingat pentingnya alutsista untuk mendukung pertahanan kedaulatan negara,Indonesia hingga kini masih kerap belanja alutsista ke negara-negara maju yang berhasil menciptakan jenis mesin perang baru.

Beberapa waktu lalu,Menteri Pertahanan (Menhan) Indonesia Prabowo Subianto 'naksir' dengan mesin-mesin perang Prancis.

Hal itu diungkapkan Prabowo ketika mengunjungi negeri Napoleon tersebut beberapa waktu lalu dimana Indonesia berminat membeli korvet Gowind, jet tempur Rafale dan kapal selam Scorpene.

Patut diakui jika deretan alat utama sistem senjata (Alutsista) diatas memanglah canggih dan memberi efek deteren bagi negara yang memilikinya.

Baca Juga: Dulu Dipuja-puji Muslim Dunia dalam Tragedi Penembakan di Masjid Christchurch, PM Cantik Ini Kini Bebaskan Negaranya dari Virus Corona

Terlebih Prancis juga akan melakukan Transfer of Technology (ToT) bagi negara yang membeli dagangannya tersebut sehingga konsumen kedepannya bisa membuat senjata-senjata itu secara mandiri di dalam negerinya masing-masing.

Karena ToT inilah Indonesia tertarik dengan ketiganya.

Namun patut disadari bersama tidak semudah membalik telapak tangan membuat berbagai macam mesin perang mumpuni tersebut.

Walaupun ada ToT negara penerima haruslah siap dengan sarana dan prasarana penunjang pembuatan kapal.

Baca Juga: Makan 'Tumbal' 4 Nyawa, Harta Karun Senilai Rp28 Miliar Ditemukan Lewat Petunjuk dalam Puisi 24 Baris, Ini Isinya

Salah-salah malah seperti kasus pembelian Gowind class dan kapal selam Scorpene yang dilakukan oleh Malaysia ini.

Mengutip Selangor Kini, Minggu (26/1/2020) awal tahun 2011 Malaysia mengumumkan jika negerinya dengan galangan kapal lokal Boustead Holdings Berhad mencanangkan program Second Generation Patrol Vessel (SGPV) untuk AL Malaysia senilai RM6 milyar (US$1.9 milyar).

Enam galangan kapal ternama dunia macam ThyssenKrupp Marine Systems Jerman, DSNS Belanda dan lainnya tertarik mengikuti.

Baca Juga: Jumlah Kematian Tembus 1000 Jiwa per Hari, Presiden Negara Ini Disebut Sebagai Pelaku Genoside Setelah Lakukan Hal Kontroversial Terkait Data Korban Covid-19

Singkat cerita DCNS Prancis yang memenangkan tender tersebut dan korvet Gowind yang bakal dibangun dengan proses ToT dengan Boustead Malaysia.

Maka pada akhir tahun 2011 kontrak diberikan dari pemerintah Malaysia kepada DCNS/Boustead untuk membuat enam unit Gowind.

Rencananya Gowind Malaysia akan berukuran lebih besar dari aslinya dan ditingkatkan kelasnya menjadi kapal perang fregat dari berat 2.700 ton menjadi 3.100 ton.

Pengerjaannya dilakukan di galangan kapal milik Boustead di Lumut, Malaysia.

Namun pengadaan kapal perang ini tak luput dari korupsi mantan PM Najib Razak beserta kroninya.

Program yang awalnya menghabiskan dana hanya US$1.9 milyar ini membengkak menjadi US$2.8 milyar.

Baca Juga: Selama ini Dipercaya Sebagai Keturunan Suku Asli Israel, Benarkah Orang Yahudi di Israel Sebenarnya Bangsa Ashkenazi dari Eropa?

Parahnya lagi pengerjaan kapal ini terbilang lelet karena dana yang harusnya dibelikan besi, piranti dan kebutuhan kapal malah dikorupsi sehingga terkesan program berjalan di tempat.

Meski demikian kepala program pembuatan kapal Mr.Anuar mengatakan jika semuanya on the track.

"Program ini berjalan, beberapa bagian telah memasuki tahap peninjauan ulang rancangan kritis" dan "Kami berharap kapal pertama dapat diselesaikan pada 2017 atau awal 2018".

Namun proses peluncuran kapal pertama yakni KD Maharaja Lela molor setahun.

Itupun saat diluncurkan kapal masih terlihat 'ompong' tanpa sistem senjata maupun elektronik lainnya dan tentunya belum berani dicemplungkan ke laut layaknya peresmian kapal-kapal dari galangan.

Lebih mirisnya lagi usai acara peresmian, KD Maharaja Lela kembali dimasukkan ke galangan kapal.

Baca Juga: 'Warga Korea Utara Marah dengan Perilaku Licik dari Otoritas Korea Selatan', Korut Putuskan Semua Kontak dengan Korsel karena Marah dan Kecewa

Bukannya dipasangi sistem senjata, kapal tersebut diprotoli kembali dan dibiarkan jadi besi rongsokan berkarat di galangan kapal.

Meski mendapati kenyataan pahit ini, Panglima Tentera Laut Malaysia, Laksamana Datuk Mohd Reza Mohd Sany sesumbar jika KD Maharaja Lela bakal segera operasional di tahun 2021.

“Lagi dua tahun, yang lain akan diterima dan ditauliahkan secara berperingkat selepas itu,“ katanya pada April 2019 silam.

Seto Ajinugroho

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Fakta Memalukan Malaysia Beli Gowind Class dari Prancis, Cuma Jadi Rongsokan Berkarat di Galangan Kapal

Artikel Terkait