Advertorial

Hinggapi Sepertiga Anak Indonesia, Kondisi Memilukan Ini Ternyata Jadi Penyebab Seorang Anak Tak Selamat Jika Sampai Terinfeksi Virus Corona

Ade S

Editor

Intisari-Online.com -Salah satu kondisi yang banyak diidap oleh anak-anak di Indonesia ternyata bisa membuat virus corona menjadi mematikan pada anak.

Kondisi ini dianggap sebagai salah satu komorbid (penyakit penyerta) yang membuat anak penderita Covid-19 tidak selamat dari kematian.

Hal ini disampaikan olehKetua Umum PP Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI) Aman Bhakti Pulungan.

Aman juga memaparkan penyakit-penyakit lain yang membuat tingkat kematian Covid-19 pada anak di Indonesia begitu tinggi.

Baca Juga: Beda 31 Tahun, Inilah Sosok Nenek 65 Tahun yang Nikahi Anak Angkatnya Berusia 24 Tahun, Meski Miskin dan Tinggal di Tanah Kuburan, Dia Suka Mengangkat Anak

Hal ini juga menegaskan pernyataan Aman bahwaanak-anak sama berisikonya dengan orang dewasa jika terinfeksi Covid-19.

"Anak itu Pak, banyak yang meninggal, satu anak pun tidak boleh meninggal. Jangan dibilang anak itu enggak ada (yang) meninggal," kata Aman dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara daring, Kamis (11/6/2020).

Aman menanggapi pernyataan Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB Bernardus Wisnu Widjaja.

Sebelumnya di acara yang sama Wisnu menyatakan bahwa orang tua lebih berisiko meninggal dunia akibat Covid-19.

Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, ini 11 Anjuran IDAI Jelang Akhir Masa Tanggap Darurat Covid-19, Salah Satunya Imunisasi Tetap Harus Diberikan

"Memang ada anak-anak yang tertular banyak, tetapi dibandingkan yang orang tua ini jauh lebih banyak orang tua yang meninggal karena infeksi atau tertular virus," kata Wisnu.

Merujuk pada data IDAI, Aman menyebut, jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 dan meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah.

Anak yang meninggal akibat Covid-19, kata Aman, paling banyak berasal dari kelompok umur balita disusul anak usia sekolah.

Aman menyampaikan, anak-anak pun mempunyai komorbid (penyakit penyerta) yang dapat menyebabkan kematian akibat Covid-19 selayaknya orang dewasa.

"Selalu dikatakan anak itu tidak ada komorbidnya dan lain-lain, komorbid kita apa?" kata Aman.

"Kurang gizi termasuk malnutrisi di sini, TBC kita tinggi, demam berdarah masih ada kita, ada yang masuk juga dengan radang otak."

Baca Juga: Kemendikbud Tegaskan Tahun Ajaran Baru Tetap Dimulai Juli, Ikatan Dokter Anak Beri 5 Anjuran, Salah satunya Agar Sekolah Tidak Dibuka Sampai Desember 2020

Selain itu, ada ancaman asma dan diabetes yang juga menjadi komorbid pada anak.

Ia pun mengingatkan, tanpa adanya wabah Covid-19, angka kematian anak di Indonesia masih terbilang tinggi.

"Kan kita tidak mau ada paparan tambahan yang membuat anak-anak ini akan lebih menjadi populasi yang rentan, ini yang harus kita lindungi," kata Aman.

Diderita sepertiga anak Indonesia

Masalah gizi, yang disebut sebagai salah satu komorbid pada anak dalam kasus Covid-19 ternyata menjadi masalah besar di Indonesia.

Sebab, menurut hasilRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, 17,7% balita di Indonesia mengalami masalah gizi

Baca Juga: Jangan Sampai Kasus Vaksin Palsu Bikin Orangtua Abaikan Hak Imunisasi Anak

Bahkan, anak-anak Indonesia, yang menjadi harapan masa depan bangsa, justru sebagan besar (29,9%) menaglami masalag gizi di usia dini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IDAI: Satu Anak Pun Tidak Boleh Meninggal akibat Covid-19!".

Artikel Terkait