Secara tradisional, warga Upper Dolpa merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang membuka jalan antara Nepal dan Tibet.
Saat ini mereka masih mengikuti tradisi menggiring yak yang membawa garam dari Tibet dan beras dari dataran Terai.
Dengan minimnya sumber daya alam, masyarakat Upper Dolpa tidak memiliki banyak harta.
Namun, praktik poliandri itu bisa mencegah pembagian harta di antara keluarga.
Persediaan makanan pun cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sebagian besar pernikahan di kawasan itu sudah diatur keluarga.
Sebuah keluarganya yang memilih istri untuk anak lelaki tertua mereka dan memberi kesempatan adik-adiknya untuk menikahi perempuan yang sama di kemudian hari.
Dalam beberapa kasus para istri bahkan membantu merawat adik-adik suaminya, yang notabene calon suaminya juga, saat mereka masih kecil.
Hubungan seksual antara mereka terjadi ketika para lelaki itu dianggap sudah cukup umur.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR