Melansir CNN, Rabu (29/4/2020), dalam studi terhadap 368 pasien, sebanyak 97 pasien Covid-19 menggunakan pengobatan hydroxychloroquine dengan tingkat kematian 27,8 persen.
Sedangkan sebanyak 158 pasien yang tidak menggunakan obat memiliki tingkat kematian 11,4 persen.
"Peningkatan kematian secara keseluruhan diidentifikasi pada pasien dengan hydroxychloroquine saja," tulis pada penulis yang bekerja di Columbia VA Health Care System, California Selatan, University of South Carolina dan University of Virginia.
Para peneliti menilai temuan ini menyoroti pentingnya menunggu hasil studi prospektif yang dilakukan secara acak dan terkontrol terhadap hydroxychloroquine sebagai obat corona.
Selain itu, peneliti juga melihat manfaat apakah penggunaan hydroxychloroquine atau kombinasi hydroxychloroquine dengan antibiotik azithromycin, memiliki efek pada pasien yang perlu menggunakan ventilator.
"Dalam penelitian ini, kami tidak menemukan bahwa penggunaan hydroxychloroquine, baik dengan atau tanpa azitromisin (antibiotik), dapat mengurangi risiko penggunaan ventilator mekanik pada pasien Covid-19 di rumah sakit," tulis penulis.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR