Advertorial
Intisari-online.com -Bulan kemarin diberitakan jika Perdana Menteri Inggris saat ini, Boris Johnson, menderita Covid-19.
Saat ini ia telah sembuh dan mulai bekerja kembali.
Mengutip Asiaone dan South China Morning Post, Perdana Menteri yang baru saja memiliki putra tersebut menceritakan pengalamannya berjuang melawan Covid-19.
Serta, rencana dokter jika ia tidak berhasil selamat dari Covid-19.
Rupanya, rencana tersebut bukan hanya digagas oleh para dokter.
Pemerintah Inggris pun ternyata terlibat dalam rencana rahasia tersebut.
Pengobatan Covid-19 yang diderita Boris Johnson rupanya hampir mengalami kegagalan.
Pasalnya sempat diberitakan jika kondisinya menurun ketika ia menginap di ICU.
Johnson sudah kembali bekerja pada Senin, sebulan setelah ia dites positif mengidap Covid-19.
Ia menghabiskan 10 hari isolasi di rumahnya, Downing Street mulai dari akhir Maret.
Namun kemudian kondisinya memburuk dan ia dibawa ke rumah sakit St Thomas, London.
Di sana ia diberi oksigen dan habiskan tiga malam di ICU.
"Mereka punya strategi untuk mengatasinya dengan 'skenario kematian tipe Stalin'," ujar Johnson.
"Tidak bisa kutampik, saat itu merupakan saat-saat terberat," tambahnya lagi dalam wawancara eksklusifnya dengan The Sun.
Rumah sakit St Thomas mengatakan mereka senang telah merawat Perdana Menteri sendiri, tetapi tidak memberikan keterangan lebih lanjut mengenai parahnya penyakit yang diderita Johnson.
Meski begitu, dokter yang merawatnya telah bersiap-siap untuk umumkan kematiannya setelah ia dibawa ke ICU.
"Aku sedang tidak dalam kondisi prima dan aku sadar mereka punya rencana kemungkinan. Dokter telah siapkan berbagai hal jika sesuatu yang buruk terjadi."
Johnson sendiri tidak dapat percaya betapa cepat kondisi kesehatannya menurun dan tidak paham mengapa ia tidak segera sembuh.
Petugas medis telah berikan kepadanya berliter-liter oksigen, tetapi ia katakan "indikator tetap mengarah ke arah yang salah".
"Momen terburuk datang ketika mereka sedang memutuskan akan memasang tabung di saluran pernapasanku," ujarnya.
"Saat itulah mulai sedikit....mereka mulai berpikir bagaimana menanganinya secara presentatif."
Namun meski ia mengatakan dalam wawancara ia sempat berpikir "bagaimana caraku keluar dari situasi ini?", ia tidak berpikir sekalipun ia akan meninggal dunia.
Rabu minggu kemarin tunangannya, Carrie Symonds telah melahirkan anak lelaki.
Anak tersebut diberi nama Wilfred Lawrie Nicholas Johnson, sebagian mengambil nama dua dokter yang telah memimpin perawatan Johnson, yaitu dokter Nick Price dan Nick Hart.
Baca Juga: Tak Memiliki Riwayat Penyakit Berat, Inikah Penyebab Didi Kempot Meninggal Dunia ?
Johnson juga telah berulang kali memberikan penghargaan kepada staf petugas medis National Health Service (NHS) atas perawatan mereka.
Dokter Nick Price dan Nick Hart adalah ahli di bidang penyakit menular dan ventilasi.
The Sun on Sunday mengatakan Johnson sangat emosional mengenang perawatannya dan penyembuhannya, yang ia sebut sebagai "hal yang luar biasa".
Ia katakan ia telah menampik betapa serius kondisinya pada awalnya.
Lebih-lebih ketika ia mencoba bekerja ia merasa "cukup grogi".
Ia juga mengatakan ia tidak ingin pergi ke rumah sakit pada awalnya tetapi dokter mendesaknya karena kadar oksigennya sangat rendah.
"Melihat kembali saat itu, mereka lakukan hal yang benar untuk memaksaku pergi," ujarnya.
Atas penyakitnya ini, Johnson merasa membuatnya lebih bertekad untuk melawan pandemi Covid-19 dan membuat negaranya kembali normal.
Komentarnya datang setelah pemerintah umumkan penambahan kematian sebanyak 621 lagi di tengah wabah itu.
Dengan ini, jumlah kematian di Inggris akibat Covid-19 menjadi 28,131.
Ia mengatakan ia akan mengumumkan "road map" terkait pembatasan akibat lockdown sejak Maret pada minggu ini.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini