Advertorial

'Kalau Saya di Jakarta Terus Saya Bisa Kelaparan Pak...', Cerita Polisi yang Terpaksa Izinkan Pemudik Lewat

Mentari DP

Penulis

AKBP Ojo Ruslan menemukan pemudik yang hendak ke kampung halamannya di Cilacap dengan alasan terhimpit ekonomi.
AKBP Ojo Ruslan menemukan pemudik yang hendak ke kampung halamannya di Cilacap dengan alasan terhimpit ekonomi.

Intisari-Online.com - Pemerintah pusat sudah melarang seluruh masyarakat Indonesia untuk tidakmudik ke kampung halamannya.

Hal tersebut langsung diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.

Tujuannya tentu sajauntuk mencegah penyebaran Covid-19 secara masif ke daerah lain.

Bahkan aturan tersebut telah tertuang dalam Pasal 6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 yang diteken Menteri Perhubungan Ad Interem Luhut Binsar Pandjaitan pada Kamis (23/4/2020) lalu.

Baca Juga: Dijuluki 'Godfather of Broken Heart', Ternyata Didi Kempot Curhat Pernah Patah Hati di Usia 14 Tahun, 'Saat Itu Karena Beda Kasta'

Meski dilarang, banyak masyarakat tetap nekat mudik dengan alasan tradisi saat bulan Ramadhan hingga masalah ekonomi yang mengharuskan perantau untuk pulang ke kampung halamannya.

Hal itu pun ditemukan Kasatlantas Polres Metro Kota Bekasi, AKBP Ojo Ruslani saat lakukan patroli check point pada Kamis, 30 April 2020 lalu di Sumber Artha, Jalan Raya Kalimalang.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Gelar Konser Amal demi Galang Dana untuk Mereka yang Terdampak Covid-19, Terkumpul Rp5,3 Miliar dalam 3 Jam

Ojo mengaku, menemukan pemudik yang hendak ke kampung halamannya di Cilacap dengan alasan terhimpit ekonomi.

“Waktu itu ada dua orang berboncengan dengan satu motor, mereka mau mudik ke Cilacap,” ujar Ojo saat dihubungi Kompas.com pada Senin (4/5/2020).

Ojo mengatakan, dua orang itu terpaksa mudik lantaran tidak ada lagi biaya untuk hidup di Jakarta.

Sebab keduanya telah dirumahkan oleh kantornya akibat pandemi Covid-19 tanpa adanya gaji.

"Mereka mudik itu terpaksa, dia terus terus terang ke saya kalau kantornya sudah tutup."

"Dia bilang sudah tidak ada pemasukan, namun dia harus tetap makan dan bayar kosan," ucap Ojo.

Jika berada di kampung halamannnya, kata Ojo, pemudik itu bisa bergantung dengan orangtua bahkan saudara.

Para tetangganya pun kemungkinan besar akan membantunya.

Namun, jika tetap bertahan di Jakarta, pemudik itu khawatir akan mati kelaparan dan tak punya tempat tinggal. "

Dia bilang gini ke saya 'Di Cilacap di rumah orangtua bisa gabung dengan orangtua, kalau saya enggak makan di sana ada orangtua, makan singkong di sana masih bisa hidup',” kata Ojo mengulang perkataan pemudik itu.

Baca Juga: Sedih Tak Bisa Mudik? Jangan Khawatir, Presiden Jokowi Pertimbangkan Ganti Cuti Lebaran ke Akhir Juli Berdekatan dengan Idul Adha

"'Kalau Bapak jegat saya, sementara saya di Jakarta makan harus bayar sendiri, Bapak memang mau tanggung jawab dan kasih makan saya?'."

"Dia bilang gitu sambil wajahnya sangat sedih,” tambah Ojo.

Karena merasa kasihan, Ojo pun sempat bingung memilih untuk mengizinkan dua orang itu lewat dan berangkat mudik ke Cilacap atau memutar kendaraan dua orang itu.

Namun, akhirnya Ojo memutuskan memberi izin lewat dua orang tersebut untuk ke kampung halamannya.

“Dia betul-betul terus terang bilang kantornya sudah tutup dan dia tidak ada kerjaan lagi."

"Dia bilang 'Kalau saya enggak pulang, saya bayar kos dan tetap bayar makan tiap hari di sana'."

"Makanya saya paham terus saya suruh lewat lewat aja udah pulang aja ke kampung."

"Kalau di tengah perjalanan diminta putar balik bukan tanggung jawab saya gitu, itu aja pesan saya,” tutur dia.

(Cynthia Lova)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Cerita Polisi Terpaksa Izinkan Warga Mudik, Khawatir Kelaparan jika Bertahan di Jakarta...")

Baca Juga: Aturan-aturan Aneh yang Hanya Ada di Korea Utara, Dilarang Senyum, Dilarang Lipat Koran, hingga Wajib Selamatkan Foto Kim Jong Un Saat Kebakaran

Artikel Terkait